Minggu, 31 Juli 2011
Alun Alun Wates Kulonprogo
107,9 Suaka FM Salah Satu Radio Komunitas Di Kulonprogo
Sabtu, 30 Juli 2011
Seputar Kuliner Malam Di Kulonprogo
- Angkringan Mbak Ika, letaknya di simpanglima patung Nyi Ageng Serang, Karangnongko, wates, Kulonprogo. Disana anda bisa menikmatiBerbagai macam menu makanan ala angkringan, tapi ada sesuatu yang spesial disini yaitu anda bisa menikmati minuman bajigur yang rasanya sungguh sangat bisa menghangatkan suasana malam anda bersama rekan rekan anda semuanya.
- Angkringan Ceret Telu, letaknya di sebelah barat Patung Nyi Ageng serang, Karang Nongko sebelah Utara Jalan. Disini anda bisa menikmati Kupat Sayur yang sangat lezat serta Susu Jahe untuk penghangat malam. Angkringan ceret telu juga menyediakan banyak sekali menu makanan ala angkringan dengan harga yang relatif terjangkau.
- Angkirngan Mas Johan. Tempatnya ada di depan Koprasi Ganesa, pengasih Kulonprogo. Disini anda juga bisa menikmati Nasi bakar yang sangat nikmat dan suasana ramah mas johan yang mungkin bisa anda ajak bercanda ria. Selain itu anda juga bisa menikmati jahe anget yang sangat melegakan tenggorokan anda semua. Dengan menu makanan yang ada anda mungkin juga bisa mengenal beberapa orang yang mempunyai nilai seni tinggi.
- Bakmi Jawa Karang Nongko. Bertempat di sebelahan dengan pos polisi karang nongko, Disini anda bisa benar benar menikmati bagaimana nikmatnya bakmi jawa. dengan penyajian ala jawa, pastinya mampu meberikan cita rasa tersendiri, jangan di lihat dari penjualnya yang sudah nenek nenek tapi lihatlah kebersihan dan betapa nikmat rasa bakmi jawa tersebut. saya jamin anda pasti ketagihan. Selain itu anda disini juga bisa memesan kupat tahu, atau yang biasa disebut dengan tahu kupat. yang benar benar sangat bisa membuat lidah kita bergoyang. masih ada lagi, yang belum lengkap tanpa anda memesan wedang ronde atau wedang watukan yang mungkin jarang ada orang yang mengetahuinya. diramu secara khusus wedang ronde dan wedang watukan ini mampu menghangatkan suasana malam anda.
- Bakmi jawa jolali kentheng. Lokasinya ada di sebelah utara tugu potlot kentheng, dengan harga yang relatif sangat murah sekali, anda bisa menikmati rasa bakmi jawa yang lumayan enak. dan di jamin perut anda pasti akan minta nambah lagi.
- Bakmi Jawa Pak Domo, berada di jalan kentheng brosot km 1,4 belik demangrejo sentolo kulonprogo. disini dengan uang sebesar 6000 rupiah anda bisa menikmati bakmi jawa baik mie goreng maupun rebus dengan kenyang dan rasa yang begitu nikmat sekali.
- Empek Empek Palembang. Weit jangan salah sangka, jenis makanan khas palembang ini bisa kita dapatkan di depan kantor depnaker kabupaten kulonprogo. dengan harga yang relatif meriah anda bisa menikmati rasa empek empek yang sangat luar biasa nikmat. dan di jamin anda pasti ketagihan pingin lagi dan lagi.
Keberadaan Kelompok Kesenian Di Kulonprogo
Kali ini saya andtho beckha ingin sekali membahas tentang kelompok kesenian yang ada di daerah kabupaten Kulonprogo. Mungkin memang kesenian khususnya seni rupa di daerah kulonprogo mungkin kurang begitu menggema seperti di daerah daerah lain. Namun sebenarnya di kulonprogo sendiri banyak sekali seniman seniman handal dalam berkarya. Dan sebenarnya mereka juga selalu low profile jadi mungkin karena itu mereka kurang begitu terlihat keberadaanya atau mungkin karena memang orang orang kulonprogo sendiri yang belum begitu mengerti tentang keberadaanya orang orang seni rupa tersebut.
Di karenakan orang orang seni rupa memang tidak begitu terpaku terhadap sanggar dan mereka selalu ingin tetap berdiri sendiri tapi juga tetap saling bekerja sama seperti dalam sebuah kelompok, maka di kulonprogo sendiri ada sebuah kelompok kesenian yang mereka sebut dengan kelompok kesinian. nha itulah salah satu kelompok kesenian seni rupa yang ada di kulonprogo. Sedangkan untuk anggotanya sendiri memang kurang begitu tercatatkan disini karena memang saya juga kurang begitu mengerti tentang isi dan apa saja yang ada di dalamnya....Jadi seandainya saja di kulonprogo ada acara seperti pameran seni rupa atau acara apa yang menggambarkan anak anak seni rupa disanalah mereka bisa di temukan. dan mereka juga tidak mematok tempat mereka berkumpul, jadi asal ada tempat mereka bisa bersama sama saling bahu membaur.
Mungkin saya bisa sebutkan beberapa orang seniman yang ada di kabupaten kulonprogo sendiri, contohnya orang seni rupa tersebut adalah sebagai berikut.
- Pak Darmadi, orang yang paling di tuakan di kalangan anak anak kesinian.
- Teguh paino, yang beralamatkan wetan jembatan durungan. koeasplus art studio
- Wisnu / ngadiman, yang beralamatkan di panjatan kulonprogo.
- Pak Tri W yang beralamatkan di pengasih kulonprogo
- Sartono, bisa anda jumpai di masjid jami wates kulonprogo.
- Mas kemat bisa anda temui di ngipik, bumirejo lendah kulonprogo.
- Nur setiawan, bisa di temui di kedungpring giripeni wates kulonprogo
jadi bagi anda yang ingin sekedar melukis wajah atau menginginkan lukisan yang di garap oleh orang kulonprogo sendiri silahkan saja cari keberadaan mereka masing masing.....
Sebelumnya mohon maaf atas di cantumkannya nama nama tersebut jika terjadi kesalahan penulisan nama dan gelar, mohon juga kritik dan saran yang bersifat sangat mendukung untuk kemajuan kami bersama.
terima kasih.
Kulonprogo, 30 Juli 2011
Andtho beckha
Mari Bersama-sama Memajukan Kulonprogo
Jumat, 15 Juli 2011
Jono Si Penari Kecil
PENULIS
Nama : ROBERTUS SUGIYANTO
TTL : Kulonprogo, 18 Oktober 1
Alamat : RT 12/ RW 06. Kaliwinong Kidul, Srikayangan, Sentolo,
Kulonprogo, 55664
Yogyakarta
Telp : -
E-Mail : once_sip@yahoo.co.id
YM : once_sip
Facebook : Kang Andtho
Blog : andthobeckha.blogspot.com
JONO SI PENARI KECIL
Kisah seorang anak kecil dengan nama Jono yang menyukai kebudayaan daerahnya sendiri terutama Jono sangat tertari dengan Seni Tari. Selain menyukai seni tari sebenarnya jono juga suka dengan seni musik terutama karawitan. Dengan dibimbing oleh seorang guru tari yan tidak lain adalah ibu kawannya sendiri, Jono mampu masuk sanggar tari tempatnya berlatih dengan cuma-Cuma. Namun demikian Jono tak pernah berkecil hati dan merasa di beda-bedakan, bahkan belom lama jono belajar tari, jono sudah mampu menguasai beberarapa jenis tari dengan sangat bagus. Itulah yang membuat jono di sayangi oleh orang orang yang ada di sanggar tersebut. Makanya ia di tunjuk oleh ibu Hermi guru tarinya untuk pentas acara pentas seni di bale desanya.
Untuk selanjutnya apa saja kejadian yang Jono alami disaat dia akan melakoni pentas perdananya berlangsung. Kita baca saja ceritanya dan dialognya bersama sama. Di page selanjutnya.
Kira kira begitulah ceritanya. Dan ini adalah pengalaman pertama seorang penulis palsu. Dari imaginasi dan inspirasi. Jadilah Judul cerita ini yang sangat tidak jelas.
JONO SI PENARI KECIL
Jumat Di Pagi Yang Cerah
Jono, seorang anak yang masih duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar. Tumbuh di antara kalangan rakyat kelas bawah, dia tinggal di gubuk yang sangat sederhana hanya dengan ibu tercintanya, dikarenakan ayahnya telah tiga tahun pergi terlebih dahulu menemui Sang Khalik. Namun Demikian Jono tetap percaya diri dan selalu rendah hati, Dia selalu optimis dan rajin belajar. Lagi Pula Jono juga suka dengan seni tari. Jono Juga berlati menari disebuah sanggar tari ternama di daerah ini.
Hari itu hari jumat pagi pukul 06:30, dengan mengenakan seragam putih merah yang sudah kusam Jono berpamitan kepada ibunya sebelum dia berangkat ke sekolah.
Jono : “Bu’ Jono berangkat dulu, doakan Jono semoga ulanganku nanti lancar tak ada masalah .” ( Kata Jono sambil mengulurkan tangan dan kemudian cium tangan ibunya )
Ibu : “ Iya nak, ibu doakan semoga kamu bisa mengerjakan semua soal ulanganmu hari ini, ibu pesen berdoalah kepada Tuhan sebelum kamu mengerjakan soal-soal ulanganmu nak.” (kata ibu Jono kepadanya sambil membenarkan topi yang di kenakannya).
Jono : “ makasih bu’, Jono pati tak akan lupa kalau itu, Jono selalu berdoa kok sebelum belajar di sekolah.” (tutu Jono kemudian, sambil tersenyum dengan wajah polosnya).
Ibu : “ Nha itu baru anak Ibu’ soal pentas pertunjukan untuk malam minggu di bale desa besok jangan di pikirkan dulu, tugas kamu yang utama sekarang adalah belajar ya nak!” (Pesan Ibu Jono sambil badannya membungkuk dan kemudian berjongkok dan kedua tangannya memengang kepala Jono serta matanya menatap penuh harap kebanggaan kepada Jono).
Jono : “ Ya udah bu’ Jono berangkat dulu, takut kesiangan. Doain Jono semoga ulanganku hari ini lancar dan hasilnya bagus. ( kata Jono berpamitan lagi pada ibunya).
Ibu : “ Ya nak, sana cepat berangkat, hati-hati di jalan, ini ibu kemarin ada sedikit rejeki untuk beli jajan kamu nanti di sekolah.” (kata ibunya sambil menyerahkan uang seribu rupiah kepada Jono)
Jono : “ Makasih bu’ Jono berangkat dulu.” (kata Jono sambil menerima uang saku tersebut dan memasukkannya kedalam saku, kemudian melenggang pergi meninggalkan ibunya).
Setelah beberapa waktu Jono meninggalkan rumahnya, di tengah perjalanan tiba tiba dari belakang terdengar suara gadis kecil yang berteriak memanggil nama Jono. Gadis kecil tersebut adalah Risti, dia adalah anak dari ibu Hermi yaitu guru Tari yang mengajar di salah satu SLTP Favorit di Kota ini, selain itu Ibunya Risti adalah Guru tari Jono di Sanggar Tari tempat Jono berlatih Menari. Namun demikian persahabatan antara Jono dan Risti sangatlah akrab, mereka hampir setiap di sekolah selalu bersama dan selalu bertukar pikiran tentang pelajaran sekolah dan tentang tari.
Risti : “ Jono…, Tunggu…!!! ( terikak risti dari belakang sambil mengendarai sepeda mininya).
Jono : “ eh, kamu baru berangkat ris?” (kata Jono kepada Risti sambil tersenyum terheran karena biasanya risti berangkat lebih pagi dari ini).
Risti : “ hehehe… Iya ni jon, barengan yuk! Tapi kamu yang boncengin aku yak! (kata Risti kepada Jono dengan sedikit tertawa terkekeh ala gadis kecil).
Jono : “ ya udah sini biar aku yang boncengin kamu, tapi kalo jatuh ku gak tanggung lho ris! Hahaha… “ ( Kata Jono sambil ketawa kecil kepada Risti dan kemudian Jono mengambil kemudi sepeda mini yang masih di pegang oleh Risti).
Risti : “ ih kok gitu jon, enak aja… kalo jatuh ya bareng bareng,hehehe…. “ ( Timpal Risti sambil Risti membonceng di boncengan sepedanya.
Beberapa saat kemudian, disaat Jono dan Risti sudah beranjak meninggalkan tempat itu suasana menjadi hening sesaat. Yang terdengar hanyalah derit roda sepeda yang mereka naiki. Disaat hembusan nafas Jono mulai terdengar lebih keras tiba-tiba Risti bertanya padanya.
Risti : “ eh Jon, gimana dengan pestas tarimu besok malem?” (Risti bertanya pada jono yang tetap mengayuh sepedanya)
Jono : “Ya gimana ya, sebenernya sudah hafal semua gerakan yang di ajarkan ibu’mu, tapi yang jadi masalah adalah saat di panggung nanti, aku benar benar kurang pede ris!” (timpal jono pada risti sambil nafasnya terengah engah saat mengendarai sepeda).
Risti : “ Lho kok bisa gitu jon, pede ajalah jon, kan yang nonton hanya orang orang satu desa dengan kita, hihihi.” (sahut risti kemudian)
Jono : “ betul itu ris, tapi kata ibu kamu dan pak kades kmaren ada pak camat juga, lagian pasti di acara pentas itu kan hanya aku sendiri yang mengisi acara tari, dan aku sendiri belom pernah pentas lagi ris!” (Balas jono kemudian, masih dengan mengayuh sepedanya).
Risti : Ahhh…. Kalo itu sih gak usah di pikirin lah jon, yang penting optimis bisa lancar dan gak ada kesalahan, lagian kamu kan senang dengan tari, aku yakin kamu pasti mampu mengatasinya jon. ( timpal Risti kepada Jono untuk memberikan semangat kepadanya).
Jono : “ yah kalo yakin dan semangat sih selalu ris! hehehe…. Tapi ngomong ngomong makasih ris dah di kasih semangat. Hehehe…. Gimana ris, belajar kamu semalam?” ( Jono berkata kemudian dan tersenyum terkekeh pada risti).
Risti : “ huh, semalem ku belajar sampe malem banget, makanya ni tadi aku berangkat sedikit kesiangan jon! Untung tadi ibu’ bangunin kalo gak…( belum sempat Risti menyelesaikan kata katanya tiba-tiba Jono memotongnya).
Jono : “ kalo gak pasti kamu belom bangun ris skarang…. Hahahahaha.” (jono menyambar kata kata Risti tadi).
Risti : “ yeee…. Seneng banget kamu jon kalo aku bangun kesiangan dan gak bisa ikut ulangan hari ini.” (Risti membalas sambil mencitukan muka dan mencibirkan bibirnya).
Jono : “ ya bukannya begitu ris, hehehe….tapikan lumayan pesaingku jadi berkurang satu…. Hahaha.” ( Ledek Jono pada Risti sambil tetap mengayuh sepedanya).
Risti : “ ya deh kalo gitu, awas nanti kalo nilai ujiaku lebih tinggi dari kamu….bakalan tak ketawain abis kamu ntar jon!” (ketus rini sambil mengeryitkan dahinya dan mencibirkan bibirnya pada jono).
Jono : “hahaha….coba aja kalo bisa… hahaha…” (timpal Jono sambil tertawa di sela nafasnya yang terengah engah mengayuh sepeda).
Risti : “ Yeee…. Ketawa lagi, dasar kamu tu jon…. Selalu bisa ceria dalam keadaan apapun….hihi” (Risti kembali menimpali tawa jono).
Hari Terakhir Ujian
Setelah cukup lama Jono mengayuh sepeda dengan memboncengkan Risti, akhirnya pintu gerbang sekolah merekapun terlihat, dan semakin lama semakin mendekat dan mendekat lagi dengan gerbang. Belum sempat memasuki gerbang sekolah, Suara dari dari arah berlawanan terdengar riuh menyoraki kehadiran mereka, Suara tersebut berasal dari taman dalam sekolah itu, disitu banyak sekali teman teman sekelas Jono dan Risti yang bermain ataupun belajar sembari menunggu bel masuk kelas. Di saat banyaknya temen temen Jono menertawakan kedatangan mereka berdua, Jono pun hanya tetap terseyum dan terus melenggang menuju parkiran sepeda, sedangkan Risti langsung masuk kelas untuk menaruh tasnya dan mencoba mengulang kembali apa yang dia pelajari semaleman.
Bel tanda masuk kelaspun berdering, tibalah saat semua murid murid untuk masuk kelas dan mengikuti ujian yang telah di jadwalkan. Semua murid tampak siap dengan materi ujian yang telah diberikan oleh guru pengajar mereka, bahkan dengan Jono dan Risti, mereka sangat siap dan tak lupa pula sebelum mengerjakan soal soal ujian mereka semua berdoa menurut agama kepercayaan mereka masing masing.
Setelah sekian waktu mereka mengerjakan semua soal soal ujian, bel usai ulanganpun berbunyi, dengan tertib dan rapi mereka mengumpulkan lembar jawab serta soal ujian di meja guru dan setelah itu keluar secara berurutan satu per satu. Disaat Jono melewati meja guru dan ingin keluar ruangan tiba-tiba ibu guru yang mengawasi ujian tadi memanggil Jono.
Ibu Guru : “ Jono, tunggu bentar nak!. (ibu guru memanggil Jono dengan sedikit lantang suaranya).
Jono : “ya bu…maaf ada apa ya bu’?” (Jono menoleh ke belakang dengan sedikit kaget).
Ibu Guru : “bisa kamu ke ruang guru dan tunggu ibu di sana sebentar jon, ibu ada sedikir perlu sama kamu!” (perintah ibu guru kepada jono).
Jono : “baik bu, bisa.” ( kata jono dengan terheran heran).
Jono pun bergegas meninggalkan ruangan dan menuju ruang guru, jono mengetuk pintu dan kemudian di persilahkan masuk oleh guru yang sedang sudah berada di ruang guru tersebut. Selang berapa waktu Ibu Guru kelas Jono yang tadi menyuruhnya menunggu di ruang guru tersebut datang juga dan langsung duduk di kursi depan Jono menunggu tadi.
Ibu guru :“Begini Jon, Ibu denger dari temen temen kamu, kamu itu bisa menari ya Jon?” (Ibu guru mulai membuka pembicaraan dengan Jono sambil melepaskan kaca mata yang dia kenakan dan meletakaannya di atas meja di atas meja)
Jono :“Iya bu, memang ada apa ya bu, kok saya di panggil ke ruang guru ini.” (tanya Jono masih dengan rasa penasaran dan terheran-heran).
Ibu Guru :“Nggak ada apa-apa kok Jon! Ibu cuman ingin tau bener apa tidak kalo kamu itu pandai menari, dan besok malam katanya kamu juga ada pentas di baledesa kamu ya Jon?” (tutur ibu guru selanjutnya).
Jono :“oh iya bu, besok malam ada pertunjukan di bale desa, dan saya di suruh oleh bu Hermi untuk mengisi acara tari disana!” (Jawab Jono dengan nada sedikit lega).
Ibu Guru :“emm…jadi begitu rupanya, sudah berapa lama kamu ikut latihan mari di sanggarnya Ibu hermi Jon?” ( Tanya Ibu guru kembali pada Jono).
Jono :“Belum lama bu’ baru sekitar enam bulan!” (jawab jono dengan sedikit membungkukkan kepalanya).
Ibu Guru :“wah ya sudah lumayan lama juga ya jon, trus sudah pentas dimana saja?” (tanya Ibu guru lagi)
Jono :“wah kalo pentas, baru pertama kali ya besok malem itu bu di bale desa saya! ( kata Jono merendahkan nada bicaranya sambil tersenyum kecil).
Ibu Guru :“wah hebat tu jon, berarti besok malem adalah pentas pertama kamu di atas panggung ya jon?” (kata ibu Guru kemu dian sambil melemparkan senyumnya pada Jono).
Jono :“Iya bu’… baru pentas pertama kali, tapi jono pasti bisa memberikan yang terbaik buat pentas besok malem bu’… hehe.” (kata jono selanjutnya sambil tertawa kecil penuh percaya diri).
Ibu Guru :“ya itu harus Jon, apapun yang terjadi kalo sudah di panggung, harus bisa memberikan yang paling maksimal.” ( kata ibu guru selanjutnya).
Jono :“hehe… Jono jadi malu bu.” ( kata jono sambil tangannya menggaruk garuk kepalanya sendiri).
Ibu Guru :“ah kamu jon, ada ada saja! Trus gimana dengan kegiatan belajar kamu di rumah jon?” (Ibu guru bertanya lagi pada Jono sambil berdiri dan berjalan menuju tempat dispenser dan menuangkan air mineral ke dalam 2 gelas)
Jono :“ya kalo belajar sih tetep no satu bu, kalo menari itu kan sekarang jadi hoby jono, jadi ya gak bakalanlah kalo jono melupakan belajar jono.” ( balas jono sambil mengangkat tangan kanannnya dan mengacungkan jari telunjuknya).
Ibu Guru : “ya bagus kalo begitu jon, ingat belajar tetap nomer satu dan jangan lupa pula berdoa kepada Tuhan, serta jangan lupa bantu bantu ibu di rumah jon! ( tutur ibu guru selanjutnya sambil berjalan menuju tempat duduknya kembali)
Jono :“ya smoga saya tidak pernah lupa bu!” (Jono berkata lagi sambil melihat jam sekolah).
Ibu guru : “ya sudah jon, ini minum dulu, hanya ada air putih aja jon di sini.” ( kata ibu guru sambil memberikan segelas air kepada jono).
Jono :”makasih bu’ (kata jono selanjutnya dengan tangannya mengambil gelas air puttih yang ibu guru berikan).
Ibu Guru :“ah ga apa jon, lagian dari pagi kamu juga ujian terus dan baru keluar kelas sudah ibu suruh kesini. Jadi ibu pasti tau kalo kamu juga keausan.” (kata ibu guru lagi).
Jono :”ah jono jadi malu bu, ketauan kalo kehausan jadi langsung jono habisin segelas air ini.” (kata jono selanjutnya sambil meletakan gelas yang telah di habisakan airnya ke atas meja yang ada di depannya).
Ibu guru :”gak apa jon, kalo mo lagi ibu ambilkan lagi. (kata ibu guru selanjutnya sambil badannya sedikit terangkat untuk mengambil air minum lagi.
Jono : Gak usah bu’ makasih, lagian ini juga sudah siang, jono mo langsung pulang saja, bentar bentar lagi sholat jumat bu’ ( kata jono segera kepada ibu guru sebelum ibu guru beranjak dari tempat duduknya.
Ibu Guru :”ya sudahlah kalo gitu.” (kata ibu guru dengan kembali duduk di tempat duduknya lagi).
Jono :”ya sdah bu, jono pamit pulang dulu. ( Jono berkata lagi)
Ibu Guru :”oh ya silahkan jon, ati ati di jalan, jangan mampir mampir. (kata ibu guru dan memberikan pesan kepada jono).
Jono :”baik bu, jono pulang dulu.” ( kata jono selanjutnya sambil berdiri dan mengulurkan tangannya guna ingin berjabat tangan dengan ibu guru).
Ibu guru :”iya jon silahkan” (sambil menjabat tangan jono kemudian).
Jono pun beranjak pergi meninggalkan ruang guru dan melenggang pulang menuju rumahnya. Langkah demi langkah dan tapak demi tapak ia lalui dari sekolah menuju rumahnya dengan berjalan kaki setiap hari, namun demikian Jono tak pernah mengeluh, walaupan setiap hari dia berjalan kaki lebih kurang dengan jarak tempuh 7 km pulang pergi, Jono tetap bisa tersenyum dan bernyayi riang di sepanjang jalan desanya. Dan Jono juga tak pernah merasa kesepian. Karena tak sedikit pula warga desa di sepanjang jalan yang bertanya dengan sopan kepada Jono, ato terkadang Jono yang mulai bertanya terlebih dahulu kepada mereka yang ia jumpai di sepanjang perjalanan. Terbukti bukan bahwa Jono adalah anak yang sangat beruntung, karena dia memiliki banyak orang yang menyayanginya.
Jono Kembali Pulang
Sesampainya di rumah saat jono hendak mengucapkan salam tiba tiba terdengar dari dalam hanya suara ibunya saja, tapi langsung ada sambutan pertanyaan dari seorang ibu ibu lagi, yaitu ibu Hermi, yang tidak bukan adalah Ibu dari temen Jono Risti.
Jono :”Assalamualaikum…!?!” (Suara Jono terdengar dari teras rumahnya).
Ibu :”kum salam, masuk nak. Ini ada bu hermi dateng” (sahut ibu Jono kemudian).
Bu Hermi :”eh kamu baru pulang jon?” (ungkap bu Hermi hampir bersamaan dengan Ibunya jono bersuara).
Jono :”wah ada Ibu’ ternyata, iya ni bu tadi pas selesai jam ujian, ku langsung di panggil ke ruang guru sebentar, jadi pulangnya agak telat.” ( tutur jono mencoba menjelaskan keterlambatan pulangnya, sambil duduk di kursi dan meletakan tas selempangannya).
Ibu :”lha kok kamu sampai dpanggil ke ruang guru emangnya kamu salah apaan jon?” (tanya ibunya jono sambil terheran heran).
Jono :”Jono gak salah kok bu’, tadi Jono cuman di tanyain sama ibu guru tentang kegiatan latihan tari di sanggar aja. Tapi Jono juga gak tanya ada apa, soalnya kan jono juga bingung tadi mo ngomong apa, oh iya Ibu hermi ada apa ni, kok sampai danteng ke sini segala. (ungkap jono menjelaskan duduk permasalahaanya kepada ibunya samil menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi di belakangnya.
Bu Hermi :”gak ada apa-apa jon, ibu cuman mau ngasih tau aja kalo nanti sore kamu dateng kesanggar aja buat latihan kembali.” (ungkap ibu Hermi dengan penuh kebijakan).
Jono :”o0o….ya bu nanti sore jono ke sanggar latihan, tapi jam berapa bu?” (jawab jono lagi dan kemudian langsung bertanya lagi).
Ibu :”Ibu hermi tadi bilang jam limaan jon, tapi sekarang kamu lekas mandi sana, ini kan hari jumat, kamu anak laki-laki harus pergi jumaatan jon.” (kata ibunya kepada jono, dengan sedikit memerintah dengan penuh pengertian).
Bu Hermi :”oiya jon, gimana dengan ujian kamu tadi di sekolah? Bisa ngejain soalnya?” (Sambung bu hermi kemudian).
Jono :”ya lumayan bu’ semua soal yang jono pelajari semalem banyak yang keluar di ujian, jadi ya lumayanlah, tinggal berdoa aja.” (kata jono sambil kemudian berdiri dan beranjakmenuju ke belakang).
Ibu :”lho kamu itu gimana jon, orang baru di tanyai mah langsung ngeloyor pergi aja.” (sambung ibu jono berkata dengan sedikit senyumannya kepada ibu hermi).
Jono :”Ibu ni gimana sih, katanya tadi di suruh mandi trus pergi ke masjid, lha nie jono baru mo mandi kok malah gak boleh. (kata jono sambil berjalan ke pintu antara ruang tengah dan ruang mereka tadi ngobrol, serta sambil mengenyitkan kening dan menciutkan mukanya).
Bu Hermi :”ya udah sana mandi dulu jon, lagian gak apa apa bu, ini saya juga udah mau pulang kok,
Ibu :”lho kok buru buru bu?” (kata ibu jono memotong bicaranya bu hermi).
Be Hermi :”iya ni bu mo masak, kasihan risti nanti pulang sekolah gak ada apa apa, hehihihi… (jawab bu hermi kembali di sertai tawa kecil).
Ibu :”ya sudahlah kalo gitu, ati ati bu, kapan kapan mampir lagi, eh iya maaf kalo malah di anggurin bu.” (ibu Jono kembali berkata lagi)
Ibu Hermi : “Jon, ibu pulang dulu, jangan lupa nanti sore ke sanggar latihan.” (Kata ibu hermi kepada jono dengan sedikit teriak).
Jono :”ya bu… !!!” (teriak Jono dari dalam kamar mandi.
Ibadat Jono
Hari itu setelah bu Hermi pulang dari rumah Jono, Jono pun selesai mandi dan segera bergegas menuju mesjid untuk sholat jumat. Jono memang anaknya sangat religius, Terbukti bahwa setiap ingin mengerjakan sesuatu dia selalu berdoa kepada Tuhan untuk meminta kemudahan. Selain itu Jono juga rajin sembahyang setiap hari, kewajiban untuk umat laki laki sholat jumatpun tak pernah dia lewatkan. Meskipun usianya masih seusia anak anak, tapi dia selalu taat untuk menjalankan kewajibannya beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Di saat Sholat jumat berlangsung, Jono duduk berada di barisan paling depan dengan para jemaat lainnya. Jono memperhatikan dengan seksama apa yang di katakan oleh sang penceramah sholat jumat. Tak satupun suara keluar dari mulut Jono, selain Doa doa yang mereka lafalkan. Itulah Jono, seorang anak yang sangat pandai, rajin dan selalu ingin menjadi yang terbaik. Baik untuk orang tua ataupun untuk orang lain.
Ibadah Sholat jumat pun akhirnya selesai juga dengan antri jono keluar dari masjid dan kemudian berjalan pulang menuju rumahnya. Perjalanan dari masjid sampai rumah memang sangat dekat, paling hanya bisa di tempuh dengan waktu sepuluh menit, itupun hanya dengan jalan kaki. Jono pulang dengan rombongan jemaat yang rumahnya searah dengan Jono. Saling bercanda dan saling tertawa saat dalam perjalanan pulang dengan Jono itu sangat menyenangkan, karena memang jono anak yang periang dan mudah bergaul dengan siapa saja, baik dengan anak seusianya maupun dengan orang yang lebih tua Jono selalu menghormatinya.
Sesampinya di rumah, Jono sedikit terheran-heran karena, saat jono mengucapkan salam tak ada jwaban dari ibunya. Jono pun bertanya tanya dalam hatinya kemanakah ibunya sekarang. Kenapa pintunya tertutup tapi tak di kunci, sedangkan pintu belakang terbuka lebar, tapi ibunya tak ada di rumah. Ah mungkin ibunya sedang pergi kewarung atau baru ngobrol di tempat tetangga, pikir Jono tanpa ambil pusing.
Instirahat siang Jono
Saat Jono sedang merebahkan diri di tikar yang ada di kamar tengah, tiba-tiba perut jono serasa keroncongan dan ia baru ingat kalo seharian tadi dia belom makan. Kemudian diapun bernajak menuju meja makan dan mengambil piring serta nasi dan lauknya, yah walapun hanya dengan lauk ikan ikan asin dan sayur bayam dan sambal, namun Jono selalu menyukurinya. Karena rasa syukur itulah Jono mampu menikmati makanan dengan nikmatnya. Santap demi santap kunyah demi kunyahpun akhirnya habis makanan yang ada di piring di hadapannya. Sebenarnya Jono ingin nambah lagi, tapi dia urungkan niatnya karena mengingat ibunya sudah makan atau belom jonopun belum tahu.
Kelar sudah Jono akhirnya menikmati menu santap siangnya, dan kemudian dia bergegas berjalan ke belakang ke tempat cuci piring, guna mencuci piring yang dia gunakan tadi. Memang sudah jadi kebiasaan jono, setelah makan dia langsung mencuci piringnya sendiri yang dia gunakan. Hebat bukan Jono itu, masih kecil sudah rajin, padahal penulisnya sendiri sudah segede gini masih aja malasnya minta ampun. Hehehe…. Maap sedikit becanda. Hehe.Tapi itulah jono, rajin dan sangat baik.
Setelah selesai mencuci piring jono langsung menuju rak tempat penyimpanan piring. Dia letakan pirng di situ kemudian mengelap tangannya dengan serbet yang tergantungkan didekat rak piring tersebut. Setelah tangannya kering kemudian Jono pergi ke ruang tengah tempat tikar tadi di bentangkan, dan dia rebahkan tubuhnya di atas tikar tersebut. Tak lupa pula ia nyalakan radio tape nya untuk memutar kaset lagu daerah atau lagu campur sari.
Sembari mendengarkan larasnya alunan musik karawitan, mata jonopun akhirnya merasakan kantuk yang berat sekali, tapi bagaimana pikir jono kalo sampai ia tertidur pasti nanti sore gak jadi latihan tari ke sanggar. Kemudian Jono beranjak dan duduk di kursi yang ada di dekatnya. Namun rasa kantuk memang benar benar sangat tak bisa di ajak kompromi. Tapi jono masih tetap bertahan untuk tetap membuka matanya, maka dari itu jono segera bangkit dari duduknya dan berjalan menuju teras rumah, walaupun di teras rumah sedikit agak silau tapi angin disini sangat enak buat tidur, dan akhirnya jono tertidur juga di teras rumahnya tersebut.
Alunan musik karawitan dari dalam rumah jono, dan semilirnya angin yang bertiup siang itu menemani dalam tidur Jono. Rasa lelah akibat ujian tadi di sekolah mungkin juga gabung jadi satu sehingga jono tetap tak bisa menahan matanya dan kemudian terlelap tidur di teras rumahnya, bersandar pada tiang penyangga atap teras.
Belum terlalu lama mata jono tertutup, tiba tiba terdengar dari seberang jalan memanggil manggil nama Jono. Dan akhirnya Jonopun tersentak dan terbangunkan dari tidur siangnya, dengan mata yang sedikit kusut, jono mencoba melihat siapa orang yang memanggil manggil namanya di seberang jalan itu. Setelah di lihat dengan benar oleh Jono, ternyata itu adalah sesosok gadis kecil berambut model kepang kuda sepanjang bahu dengan mengendarai sepeda mini jemboly warna biru. Gadis kecil tersebut adalah Risti, anak dari guru tari sekaligus teman sekelas Jono.
Risti : Jonnn… (teriak risti memasuki halaman rumah jono)
Jono :”eh kamu ris?” (Jono bertaya pada risti tapi tetap dengan posisinya terduduk di teras dan tubuhnya bersandar pada tiang penyangga atap).
Risti :”jon, kamu nanti sore ke sanggar kan? Kata ibuku nanti kamu di suruh bawa sampur yang merah.” (timpal risti sambil menyandarkan sepedanya dan beranjak menuju teras rumah Jono).
Jono :”hmm, ya…!!!” (jawab Jono masih dengan rasa kantuk yang menyelimutinya).
Risti :”yaelah… lemes amat kamu jon.” (sahut risti kembali dan kemudian duduk di depan Jono bersandar).
Jono :”iyah ris, ku ngantuk banget ni, baru aja tidur eh malah kamu dateng, ya jadi masih ngantuk banget ni.” (ucap Jono dengan penuh nada lemes karena ngantuk).
Risti :”ih males banget kamu tu jon, sana lekas cuci muka aja biar gak ngantuk lagi. Eh iya Jon, ibu kmana ni kok gak keliatan?” (lanjut risti lagi)
Jono :”iya iya, gak tau ris, waktu pulang jumatan tadi ibu sudah gak ada di rumah, gak ninggalin pesen lagi, jadi ku gak gatu juga ibu kmana, paling skarang gi ngobrol di tetangga sebelah, jadi gak tau kalo kamu dateng ris.” (jawab Jono sambil dia beranjak menuju ke belakang untuk cuci muka).
Risti :”eh jon sekalian radionya di ganti tu musiknya gak enak banget deh…. Pantesan aja kamu ngantuk terus musiknya kayak musik ibuku tu. Hehehe.” (canda risti sambil ketawa terkekeh).
Jono :”ris, kamu nanti mo ke sanggar nggak?” (kata Jono sekembali dari cuci muka).
Risti :”ya pasti aku kesanalah jon, walaupun ku gak begitu suka tari tapi aku selalu melihat ibuku mengajar tari. (jawab risti).
Jono : kamu mo denger lagu apaan ris? (jono kembali berjalam menuju radio sambil berkata pada risti dengan sedikit keras)
Risti : musik yang enak aja jon, ato kalo gak dengerin 107,9 suaka FM aja jon. Acara jam segini pasti asyik.
Jono : oke ris ku carikan dulu gelombangnya. (jono memutar mutar tuning radio mencari chanel yang di nginkan risti).
Risti : itu aja jon, (teriak risti dari luar saat terdengar lagu dari sheila on 7 sahabat sejatiku).
Jono : katanya mau dengerin suaka fm!? (jawab jono dari dalam)
Risti : ah bentar dulu, itu lagunya asik baget jon. (risti kembali berteriak dari luar).
Jono : yah gimana sih ris? (gerutu Jono).
Risti : udah pokoknya itu dulu (kemudian risti menyanyikan lagu sahabat sejati dari sheila tersebut dengan penuh semangat).
Jono : Jangan keras keras gitu lagi ris… kayak bagus bagus aja suaramu. (kata jono sambil berjalan kembali menuju teras tempat risti bernyanyi ria).
Risti : Biarinn. (jawab risti singkat dan kembali meneruskan laginya yang terpotong tadi).
Jono : huuu… ( kemudian jono terdiam sesaat).
Risti : Ih sirik aja kamu jon. (kata risti dan kemudian melanjutkan bernyanyi riang.
Jono : yess… lagunya abis, mendingan kamu sekarang nyanyi sendiri aja ris, hehehe. (ungkap jono mendengar lagu yang mengalun dalam radio telah habis).
Risti : ah sialan, mana gak bisa di replay lagi. ( ungkap risti dengan sedikit cemberut).
Jono : jadi mo dengerin suaka fm gak ris? Lok jadi ku pindah chanel sekarang dah! (kata jono selanjutnya).
Risti : ya udah buruan sana pindah jon, (suruh risti pada jono sambil tersenyum).
Akhirnya jono segera beranjak masuk lagi kedalam rumah dan memindah chanel 107.9 Suaka FM. Setelah jono menemukan chanel tersebut jono kembali ke depan atau ke teras rumahnya, untuk menemani risti yang ada disana sendirian saja. Mereka ngobrol banyak mulai dari suasana rumah jono yang tidak mewah tapi sangat sejuk dan rapi sampai ke masalah tari. Sembari mendengarkan radio Jono yang melihat ada tukang es keliling lewat di depan rumahnya, segera saja menawari risti es tersebut, dan setelah melihat di kantongnya masih memiliki uang 2000 rupiah. Jono langsung memanggil tukang penjual es tersebut dan membelikaannya untuk risti dan dirinya sendiri.
Mereka berdua menikmati es tersebut sembari menikmati alunan musik dari suaka FM. Hingga tak terasa waktu berlalu begitu cepatnya. Tak terasa waktu itu sudah menunjukan pukul 14:45, terdengar adzan sholat ashar dan kemudian jono meminta ijin pada risti untuk pergi sholat sebentar kedalam rumahnya. Dan ristipun dengan penuh pengertian memberikannya ijin. Hebat bukan persahabatan beda agama mereka, selalu menghormati kebudayaan yang mereka yakini. Dan setelah selesai sholat Jono langsung mengambil sampur merah, dan mengajak risti untuk berangkat ke sanggar saja.
Sore Itu Jono Berlatih Menari
Sore itu Pukul 15:00 Jono dan Risti sudah beranjak meninggalkan rumahnya dengan mengendarai sepeda mini milik Risti menuju sanggar tempatnya berlatih menari. Risti memang sengaja ikut karena Risti juga ingin melihat Jono dan kawan kawan lainnya berlatih tari. Walaupun Risti sendiri anaknya kurang begitu tertarik dengan seni tari meskipun ibunya adalah guru tari.
Dalam perjalanan menuju sanggar banyak sekali mereka bercanda penuh tawa. Dan kadang saat jono sedang mengayuh sepeda di jalan yang agak menanjak, risti memboncengnya malah menopang berat badanya di belakang. Jadi smakin tambah berat saja beban jono saat mengayuh sepeda tersebut. Dan saat jono mengeluh berat kepada risti, risti malah semakin nekad bercandannya. Hingga terkadang sampai membuat jono merasa kesal.
Tapi sekesal apapun jono, pasti dia tak akan bisa marah. Karena dia selalu mengaggap itu hanyalah sebuah aksi becanda ala mereka. Kadang iseng, kadang juga jail dan sebagainya. Hal seperti itu sudah sangat biasa terlihat diantara mereka berdua. Bahkan tanpa ragu ragu mereka berdua saling olok. Hehehe… namun wajar saja. Persahabatan mereka itu sangatlah akrab sekali. Walaupun ada perbedaan agama dan status sosial di antara mereka. Merekapun tak pernah mempermasalahkannya.
Beberapa waktu perjalanan mereka tempuh dengan penuh canta dan tawa hingga akhirnya tibalah mereka di sanggar tempat jono latinan. Waktu itu pukul 15:20 jono dan risti sampai di sanggar tari. Di sanggar yang terlihat hanyalah penjaga sanggar, dan jono segera menemui si penjaga sanggar dan kemudian memintanya untuk membukakan pintu workshop tari.
Penjaga : Jon, kamu udah datang, katanya latihanya jam lima nanti? (Kata penjaga sanggar saat melihat kedatangan jono)
Jono : Iya pak, dari pada dirumah cuman becanda ma risti aja dari tadi mendingan kesini aja, lumayan bisa buat latihan. Pentas kan tinggal besok sore lagi pak,
Penjaga : akh kamu tu jon, rajin sekali. (kata penjaga sanggar kepada jono)
Jono : oh iya pak, minta tolong bukain pintu workshop tari dong pak. (pinta jono kepada pak penjaga).
Penjaga : baik jon bapak ambilkan kunci dulu. ( kemudian pak penjaga melenggang pergi mengambil kunci).
Risti : napa tadi gak minta kuncinya aja sih jon trus kita buka sendiri. (kata risti setelah pak penjaga pergi mengambil kunci).
Jono : ah gak enaklah ris, kalo kita sendiri yang buka pintu workshop sendirian. (kata jono pada risti dengan nada penuh kebijakan).
Risti : ah kamu jon, itu kan namanya merepotkan orang saja. (kata risti selanjutnya)
Jono : hehehe…. Tapi kalo kita buka ruangan sendiri itu namanya tidak sopan ris! ( balas jono selanjutnya).
Risti : ah kamu tu kayak orang tua aja jon ngomongnya. Hahahah. (timpal risti selanjutnya).
Beberapa saat kemudian pak penjaga sanggar datang membawakan kunci workshop tari. Dan akhirnya jono pun masuk kedalam ruangan serta kemudian menyalakan tape dan lampu yang ada di dalam ruangan tersebut. Jono memang sudah hafal betul seluk beluk ruangan tesebut, jadi dengan mudah dia bisa mengoprasikan segala alat yang ada di dalam workshop tersebut. Dan risti hanyalah duduk di panggung karawitan dan melihat aksi jono yang sangat terampil.
Segera saja setelah persiapan selesai dan sembari menunggu Ibu hermi datang jono melakukan pemanasan gerakan tari. Kemudian jono berlatih menari sendiri tanpa seorang instruktur. Tapi anda jangan salah sangka, tarian yang jono lakukan memang sudah hafal betul gerakannya, jadi tanpa instrukturpun jono sudah mampu menguasainya dengan sangat baik.
Sementara itu, gadis kecil yang saat itu duduk di panggung karawitan hanya tersenyum senyum kecil saat melihat gerakan tari yang jono lakukan serta merasa lucu melihat mimik muka jono saat menari. Kadang dia juga terlihat tertawa riang saat meluhat gerakan jono yang meliuk liuk dari gerakan lambat kemudian semakin cepat. Namun demikian Jono tetap saja konsen penuh pada alunan musik dari tape yang mengiringi gerakaannya tersebut.
Saat tarian pertama telah selesai jono segera mematikan tape yang dipake buat mengiringi latihanya tersebut. “yess…. Satu tarian telah selesai, sekarang saatnya istirahat dulu… capek banget” kata jono sembari mematikan tape yang ada di meja workshop tari. Dan kemudian menuju panggung karawitan yang ada di dekatnya. Sambil beristirahat sejenak jono dan risti masih sempat bercanda dan risti sempat juga menertawakan jono.
Setelah dirasa cukup istirahatnya, jono segera menuju tape kambali dan memutar musik pengiring tari yang selanjutnya dan kemudian melanjutkannya berlatih. Belum dapat setengah dari tari tersebut tiba tiba dari arah pintu workshop tersengar suara seorang yang sangat di kenalnya.
“ semakin bagus jon gerakan mu sekarang” (kata bu hermi sambil berjalan menuju meja kerjanya).
Ternyata orang yang datang tersebut adalah Bu Hermi, dan segera saja Jono berhenti sejenak dan mematikan tapenya serta kemudian kemudian menyambut kedatangan pelatih tarinya tersebut.
Jono : “Lho ibu kok sudah datang, katanya jam lima bu” (sapa Jono kepada bu hermi).
BU Hermi: lha kan ibu fikir kamu dan risti juga sudah disini, karena tadi pas ibu suruh risti kerumah kamu risti sempat sms ibu kalo kalian dah disini, jadi ya ibu kesini saja. (jawab bu hermi selanjutnya sambil membuka lemari dan mengambil beberapa atribut tari).
Risti : “hehe…” (risti tertawa kecil pada jono).
Bu hermi: “ jadi kamu sudah siap betul jon untuk pentas besok malem?” (tanya bu hermi kepada jono yang sedang mengelap keringatnya).
Jono : “siap banget bu, Jono sudah benar benar ingin sekali pentas di panggung.” (kata jono dengan penuh semangat).
Risti : “ahhhh…. Bo onk kamu jon, kata kamu tadi pagi kamu masih grogi.” (kata risti mencoba mengelakan pernyataan jono tadi).
Bu hermi: “ya wajarlah ris grogi itu, namanya juga baru pentas perdana ya jon, dari pada kamu mah gak mau belajar nari” (kata bu hermi mencoba membela jono dan memberikan semangat).
Risti :” yah mama gimana sih mah belain jono” ( risti pura pura ngambek).
Jono : hehe…. (jono hanya bisa tertawa melihat risti merengut gitu)
Bu Hermi: Ya sudah Jon, segera saja kamu latihan lagi, nati kalo ada gerakan yang salah ibu benarkan. (perintah ibu hermi pada Jono).
Jono : “oh baik bu”, (jono kembali bersiap untuk menari).
Jono segera bangkit dari duduknya dan langsung bersiap untuk menari, sedangkan bu hermi segera memutar tape yang ada di dekatnya tersebut untukmengiringi gerakan tari jono. Satu tarian, dua tarian dan selanjutnya tiga tarian yang akan di pentaskan untuk besok malam di ulang berkali kali hingga tak terasa waktu sudah menunjukan lebih dari pukul 18:15. Dan mereka bertigapun segera bersiap siap untuk pulang kerumah masing masing.
Sebelum mereka berpisah bu hermi sempat berpesan agar besok malam agar jono langsung saja ke tempat pentas seni, karena bu hermi sudah menunggu disana dengan propreti tari yang akan di pentaskan. Jono di suruh datang pukul 20:00 besok malam oleh bu hermi, dan jonopun siap untuk itu. Setelah mereka selesai beres beres mereka langsung pulang kerumah masing masing.
…
Kabar Buruk Untuk Jono.
Waktu itu hari jumat malam pukul 18:30 dari sanggar Jono berpisah dengan bu Hermi dan Risti dari sanggar. Mereka berdua pulang ke rumahnya sendiri dan jono juga pulang kerumahnya. Walaupaun ini pertama kalinya jono melewati jalan sendirian di malam hari namun jono tetap bertingkah seperti biasanya. Bagai berjalan di siang hari, selalu berdendang riang saat berjalan dan menyapa orang orang yang di jumpainya.
Dalam perjalanan tiba tiba pikiran Jono tertuju pada ibunya. Hatinya bertanya tanya knapa dari tadi siang sampai sore tadi ibu Jono tak muncul, padahal setiap ada Risti atau teman jono yang lainnya datang kerumahnya, ibu jono pasti selalu menemui dan menyapanya. Tapi knapa hari itu jono tak melihat rupa sang ibu di rumahnya. Sambil terus berjalan dan penuh pertanyaan jono melangkah dengan galaunya. Antara rasa lelah dan rasa penasaran bercampur jadi satu. Hingga saat ada orang yang bertanya ia tak sempat menjawabnya.
Tapak demi tapak langkah kaki Jono terayunkan di dalam gelapnya malam. Hingga tak terasa pandangan matanya telah tertuju pada pintu depan rumah yang masih gelap belom ada lampu rumah yang menyala. Rumah itu adalah rumah jono sendiri, tapi yang membuat pikiran jono smakin bertanya tanya adalah knapa ada sebuah motor GL Pro terparkir di halaman rumahnya, dan ada dua orang lelaki dewasa yang duduk di teras rumahnya.
Jono pun segera mendekati motor dan langsung melangkah ke teras rumah untuk menghampirin kedua lelaki tersebut. Setelah sampai di depan mereka, merekapun langsung berdiri menyambut jono, dan jono juga langsung mengulurkan tangannya untuk menjabat tangan kedua lelaki tersebut dan mengucapkan selamat malam. Tetapi dalam benak Jono maih tersimpan kenapa mereka berdua tiba tiba dateng saat malam malam begini. Sungguh sangat tak seperti biasa sekali pikir Jono. Karena lelaki itu antara lain adalah pak RT setempat dan paman jono.
Jono : selamat malam pak RT, kok malam malam gini dateng bersamaan dengan paman, dan hanya di luar saja, ibu kmana. Kok belum juga menyalakan lampu dah malem gini. (tanya jono kepada pak rt sambil menjabat tangan pak rt kemudian bergantian kepada pamannya)
Pak rt : Ah biasa jon, kita datang kan untuk bertemu denganmu jon, kalo ibu kamu sekarang ada di tempat paman kamu. ini kamu dari mana, kok malem malem gini baru pulang. (kata pak rt mencoba berkata dengan penuh kebijakan dan kehati hatian).
Jono : Habis latihan tari di sanggar pak buat latihan persiapan untuk esok malem. (kata jono merasa sedikit lega).
Paman : Jon, lekas kamu masuk saja dan kita ngobrol ngobrol bentar di dalem. (kata paman jono selanjutnya).
Jono : Ya paman. Mari pak RT , paman silahkan masuk. Jono mandi dulu aja paman, gerah banget abis latihan. (Sambil Jono membuka pintu dan kemudian menghidupkan lampu ruang tamu).
Paman Jono dan Pak RT akhirnya masuk kedalam rumah sementara itu jono masuk kedalam kamar dan mandi. Dan akhirnya Jonopun mandi sementara paman dan pak rt masih menunggu jono di ruang tamu. Setelah Jono selesai mandi, Jono langsung berpakaian mengenakan kaos dan celana pendeknya kemudian menyusul duduk di ruang tamu, yang memang sudah di tunggu oleh paman dan pak rt.
Paman : Udah selesai jon mandinya. (paman jono mencoba membuka pembicaraan sambil menghidupkan sebatang rokok).
Jono : Sudah paman, Ibu betah bener di tempat paman. Memang disana ada apaan paman? (jawab jono dan kemudian bertanya kepada pamannya).
Pak Rt : Gini Jon, maksud kedatangan kami adalah untuk mengabarkan sesuatu kepada kamu.( kata pak Rt kepada jono dengan bijak).
Paman : Jon, selemunya kamu jangan kaget dulu, sebenernya… (pembicaraannya terpotong oleh jono yang segera bertanya kepada dia).
Jono : Sebenernya ada apa ini paman? (serobot jono bertanya kepada pamannya dengan penuh rasa penasaran).
Paman : Jon, sebenarnya tadi siang setelah kamu pergi ke masjit untuk jumaatan. Ibu kamu tertabrak mobil dan sekarang ibu kamu terbaring di rumah sakit. Tapi keadaannya baik baik saja. Dan sebaiknya kamu sekarang ikut kami saja ke rumah sakit jon.
Jono : trus gimana paman? Jono bingung sekarang! ( jono berkata sambil terisak serta menahan kaget atas kabar yang didengarnya.
Paman : ya sudahlah jon, ibu kamu gak apa apa, dia hanya sedikit cedera, (kata paman mencoba menenangkan suasana)
Pak Rt : Sebaiknya sekarang kamu bersiap siap untuk segera pergi ke Rumah Sakit saja jon. (kata pak rt kemudian).
Jono : Iya pak, saya segera siap siap. ( jono melenggang pergi menuju kekamarnya untuk segera bersiap siap).
Setelah persiapan yang Jono lakukan selesai akhirnya jono segera kembali ke ruang tamu dan di sertai dengan kedua orang tersebut jono pergi meninggalkan rumahnya menuju Rumah Sakit tempat ibunya di rawat. Dalam perjalanan hanyalah keheningan yang terasa, tak ada sedikit pembicaraan terjadi di antara mereka.
Yang ada dalam pikiran jono saat itu hanyalah tentang keselamatan ibunya saja. Dan tanpa terasa air mata anak kecil tersebut menetes di pipi dan terhembus terbawa angin malam. Namun demikian, meskipun Jono sedang terlarut dalam duka, dia masih ingat dengan Tuhan, dan dia berdoa kepadanya smoga ibunya di berikan keselamatan. Di sepanjang jalan dia terus berdoa dan berdoa dalam hatinya.
Tanpa terasa satu jam berlalu dalam perjalanan menuju rumah sakit, akhirnya sampai juga perjalanan mereka di rumah sakit umum daerah ini. Dan setelah mereka memasukiparkiran RS, jono langsung mengikuti langkah kedua orang yang sejak tadi telah bersama jono menuju salah satu ruang ICU.
Sampai di depan ruangan, Jono di sambut oleh bibinya dan memeluk jono dengan erat sambil menangis.
Bibi : Kamu sabar ya jon, kita berdoa saja semoga ibu kamu tak apa apa. ( kata bibi langsung tanpa basa basi menahan kesedihannya).
Jono : Keadaan ibu gimana bi? Jono ingin bertemu Ibu! (jono berkata sambil terisak tangis).
Paman : (dari arah belakang dan kemudian berjongkok sambil matanya berkaca kaca langsung berkata dengan beratnya) Jon apapun yang terjadi kita serahkah semuanya pada Tuhan.
Tak banyak percakapan yang terjadi di malam itu, yang jelas sangat sedih sekali jono malam itu, Jono hanya bisa melihat ibunya yang terbaring lemah di dalam sana dan Jono hanya bisa berdiri menangis di luar ruangan tanpa bisa berbuat apapun. Itulah yang sedang jono pikirkan saat itu. Entah sudah berapa lama jono berdiri di depan jendela kamar itu sambil menangis.Sesekali jono melihat paman dan bibinya yang malam itu berjaga disana.
Malam itu Jono berada di Rumah Sakit semalaman dengan menangis hingga kelopak matanya tampak lebam dan mukanya kusam. Hilang sudah sepertinya Jono yang periang kini telah menjadi Jono yang sangat sedih. Rasa lapar karena sejak siang dia belom makanpun juga tak terasa. Yang pasti saat itu Jono benar benar merasa terpukul atas kejadian yang menimpanya tersebut.
Hingga menjelang pagi Jono hanya bisa terus meneteskan air matanya dan bibirnya melantunkan doa doa untuk kesembuhan ibunya. Dan saat terdengar adzan subuh, Jono segera beranjak meninggalkan termpatnya terduduk dan segera menuju masjid di RS tersebut. Di saat jono telah selesai menjalankan ibadat sholat subuh, jono langsung berdoa memohon keselamatan ibunya kepada Tuhan, sampai matanya terlelap di tempatnya duduk berdoa tersebut.
Saat Jono terlelap dalam tidurnya, tiba tiba saja dia bermimpi sangat aneh sekali. Sepertinya dia bermimpi berbicara dengan ibunya, namun sepertinya saat ibunya berkata di mimpi tersebut, jono tak dapat menjabab apa yang di bicarakan ibunya. Dalam mimpi tersebut, sepertinya ibunya berpesan kepada jono agar jono tetap melanjutkan hobynya sebagai orang yang suka menari dan terus mengembangkan bakatnya.
Melihat milah mimpi tersebut, jono langsung terperajat bangun dari tidurnya dan langsung berterikaan menyebut nama ibunya. Dalam masjid tersebut ada seorang tua berpakaian dokter yang sedang beribadah, diapun ikut kaget dan segera mendekati jono.
Dokter : Ada apa dek? (tanya dokter itu dengan penuh keheranan)
Jono : tak ada apa apa pak!!! (jawab jono dengan nafas terputus putus seperti baru di kejar preman)
Dokter : knapa kamu tiba tiba berteriak menyebut ibumu dek? (tanya dokter kembali dengan hati hati).
Jono : saya mimpi buruk pak, dalam mimpi saya jumpai ibu saya berpesan kepada saya dan seakan akan ibu akan pergi jauh dengan waktu yang sangat lama sekali. (jono kemudian meneteskan air matanya).
Dokter : ya sudahlah dek, anggap saja itu hanyalah bunga tidur. (kata dokter tersebut mencoba menenangkan jono yang menangis kecil).
Jono : saya takut sekali pak, kalo itu benar benar terjadi (sahut jono kemudian).
Beberapa waktu dokter tersebut hanya bisa merengung.
Dokter : Sekarang ibu kamu dimana? (tanya dokter kepada jono).
Jono : Ibu ada di ruang ICU gara gara tertabrak mobil pak! (Jawab jono dengan terbata bata) dan dokter tersebut smakin tak bisa berkata kata.
Dokter itupun akhirnya beranjak berdiri dan mengajak jono untuk segera melihat ibunya di ruang ICU. Jonopun segera ikut bangkit dan berjalan di belakang dokter tersebut. Melewati lorong demi lorong dan ruang demi ruang akhirnya tiba juga jono dan dokter tersebut di depan ruang ibunya terbaring lemah. Di depan ruangan, terlihat banyak sekali suster dan dokter yang mondar mandir menasuki ruangan tempat ibunya terbaring, dan jono yang sudah berumur anak beranjak dewasa juga tau apa yang terjadi. Pasalnya di depan ruangan, jono melihat juga paman dan bibinya menangis tanpa henti.
Dokter yang bersama dengan Jono tadi langsung memerintahkan jono untuk memohon kepada tuhan untuk menyelamatkan ibunya, dan menyuruh jono untuk tetap di luar ruangan, kemudian setelah itu dokter itu masuk pula menuju tempat ibu jono terbaring lemah dan di kerumuni oleh beberapa dokter dan suster yang sibuk merawatnya.
Di luar ruangan Jono yang masih menangis tersedu jono mencoba bertanya kepada pamannya dengan terbata bata, namun bukan jawaban yang dia terima malah tangis paman dan bibi jono yang semakin menjadi. Melihat hal itu, jono juga menjadi smakin jadi tangisannya. Dan sampai hari sabtu pagi pukul 07:05 jono masih tetap ada di depan ruangan tempat ibunya terbaring lemah tak berdaya.
…
Sabtu Pagi Jono Tak Hadir Di Sekolah
Hari sabtu pagi saat bel masuk kelas telah di mulai, Risti melihat bangku yang biasa dihuni oleh Jono terlihat tak ada yang memakainya, Risti mencoba memutar matanya ke kiri dan kanan tetapi tak juga di jumpai sosok jono ada di dalam kelas. Dan saat ibu guru kelas memanggil nama satu per satu nama siswa, saat sampai di panggilnya nama jono hinggal 3 kali ibu guru memanggil suara jono juga tak kunjung terdengar. Saat ibu guru menanyakan keberadaan jono kepada teman temannya juga tak ada satupun teman jono yang mengetahui keberadaannya.
Siang itu saat jam pelajaran telah usai, risti tampak sedikit ada pertanyaan. Risti kemudian duduk di warung penjual es buah, dan memesannya. Risti seketika itu terfikirkan tentang keadaan jono. Dalam hatinya masih bertanya tanya knapa hari ini Jono tak hadir di sekolah tanpa memberikan keterangan. Dalam benaknya smakin bertanya tanya, ada apakah dengan Jono. Karena memang tidak biasanya Jono berlaku seperti ini. Biasanya Jono selalu rajin berangkat ke sekolah, dan walaupaun dia dalam keadaan sakit dia masih mencoba hadir di sekolah. Tapi kenapa sekarang tiba tiba Jono bertingkah aneh seperti ini. “hmmm…. Aneh bener tingkah jono hari ini… (Gumam Risti secara tiba-tiba). “atau Jono malah sakit gara gara kmaren latihan sampai malem gitu” ( risti berkata lirih kepada dirinya sendiri sambil menikmati es buah yang dia beli). Ah biarlah, mungkin dia cuman sdikit lelah aja, ato kalau gak dia persiapan buat pentas nanti malem. Pikir risti mencoba menenangkan diri.
Setelah risti menghabiskan semangkuk es buah, dia segera membayarnya dan langsung menuju sepeda yang di sandarkan di dekatnya serta mulai mengayuhnya pulang. Di tengah perjalanan Risti terfikir tentang jono lagi. Ada apa dengannya sebenarnya, dan saat perjalanan risti telah sampai di pertigaan yang salah satu jalannya adalah arah menuju rumah jono. Risti langsung membelokkan arah laju sepedanya ke rumah Jono.
Sesampainya di rumauh jono, Risti mendapati rumah jono dalam keadaan kosong. Berkali kali risti mencoba mengetuk pintu rumah tersebut tapi tak ada jawaban dari sang penghuni rumah. Risti mencoba memutar ke halaman belakang berharap dia bisa menemui ibunya jono, namun dia juga tak mendapatkan apa yang ia harapkan. Setelah beberapa waktu risti berada di rumah jono dan tak dapat menemui seorang penghuni rumah tersebut akhirnya risti memutuskan untuk pulang kerumahnya saja. Lagian hari memang sudah siang. Pulang sekolah hari sabtu adalah jam 12:20, tapi sekarang sudah menunjukan waktu pukul 13:40.
Setelah sampai di rumah risti langsung di tanyain oleh ibunya yang juga baru pulang dari mengajar,
Bu Hermi : kok tumben kamu hari sabtu gini baru pulang ris?(tanya bu hermi pada anak semata wayangnya sambil melepas sepatu yang di kenakannya dan meletakannya di di tempat sepatu depan rumah).
Risti : Iya ma, risti baru aja mampir ke rumah jono. Soalnya risti penasaran, knapa hari ini jono gak masuk sekolah tanpa keterangan pula! (tutur risti mencoba menjelaskan keterlambatan pulangnya).
Bu Hermi : trus gimana jono, pakah jono sakit? (kata bu hermi selanjutnya sambil mengangkat alis kirinya)
Risti : itu dia ma, setelah risti sampai disana, tak ada seorangpun yang ada di rumah jono, beberapa kali aku ketuk pintu tak ada jawaban, aku coba memutari rumahnya juga tak menemukan jono atau ibunya. (tutur risti lagi)
Bu Hermi : lha kok tumben baget, setahu ibu jono itu anaknya sangat rajin sekali. (tutur bu hermi penasaran).
Risti : ya maka dari itu tadi risti sebelum pulang mampir dulu kerumahnya, risti juga heran knapa bisa tiba tiba begini jono menghilang ya ma?
Bu Hermi :Ah itu kan cuman perasaan kamu saja, tapi benar juga kamu ris, padahal nanti malam jono jug ada pentas tari e. masa hari ini dia menghilang begitu saja. (tutur bu hermi semakin penasaran).
Risti : iya aneh bagnet gak ma? Tanya risti kemudian kepada ibunya).
Bu Hermi :Ya gak kalo aneh. Kaya apa aja kamu tu ris, mungkin jono hanya pergi ke tempat saudaranya dan belum sempat ngasih kabar ke sekolah aja ris! (kata bu hermi mencoba untuk tetap berfikir positif)
Risti : atau jangan jangan jono malah takut ma dengan pentas nanti malam, makanya sekarang dia gak masuk sekolah. (kata risti lagi).
Bu Hermi : ya nggak mungkinlah ris, jono tu anaknya pemberani banget, gak kayak kamu tu. (sahut ibu hermi kemudian
Risti : yee mama…. Aku kan cewek, masa cewek pemberani. Tapi sapa tau aja ma, jono gak mo pentas karena di takut di liat banyak orang. (ungkap risti penasaran).
Bu Hermi : lha benar lagi ris, jadi kamu jangan ngada ada gitu ah. Gak baik tau. (bu hermi mencoba memberikan pengertian kepada anaknya).
Risti : yah mama dari tadi belain jono terus gak pernah belain aku. ( risti pura pura ngambek tapi masih dengan senyyum ciutnya).
Bu Hermi : hmmm anak mama gak mau kalah juga nie. (kata b hermi bercanda pada risti).
Risti : ya gak maulah ma, hehehehe…. (kata risti sambil nyengenges).
Bu Hermi : iya iya ris, sana kamu ganti baju kemudian makan dulu sana, mama tadi beli sayur lodeh kesukaan kamu di kantin sekolah mama. (kata bu hermi sambil duduk di meja ruang tengah dan menuangkan segelas air putih).
Ristipun segera masuk kamar dan mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian santai buat di rumah kemudian setelah itu dia cuci tangan dan setelah itu menyambar menu makan siang yang telah di siapkan ibunya. Dan setelah makan siang selesai dia langsung beristirahat siang di kamarnya.
Malam Pertunjukan
Akhirnya malam pertunjukan pun tiba, acara tersebut di mulai pada pukul 19:30. Diawali dengan pembukaan acara dan sambutan sambutan dari kepala desa dan beberapa patah kata dari pak camat. Acara pertama telah selesai, selanjutnya acara ke dua juga sudah selesai, sekarang menuju acara selanjutnya hingga tibalah pada pukul 20:15.
Di saat waktu sudah berlalu begitu cepat, di belakang panggung nampak Bu hermi yang masih gelisah, sepertinya dia sedang menunggu kedatangan seseorang. Beberapa kali dia mondar mandir dari depan panggung hingga ruang make up serta di belakang panggung. Namun sepertinya orang yang dia tunggu tunggu tak kunjung muncul juga. Akhirnya dia mencoba menemui pak Yanto suaminya, dan berbincang bincang sebentar.
Bu Hermi : Gimana ini pa, jono sampai sekarang juga belum datang.
Pak yanto : Iya ni ma, gak biasanya jono seperti ini.
Bu hermi : jangan jangan Jono takut pentas diatas panggung lagi pa, soalnya ni kan (belum sempet bu hermi menyelesaikan perkataannya tiba tiba pak yanto langsung memotongnya.
Pak yanto : ah nggak mungkin ma, jono selalu optimis dalam segala hal, jadi jono pasti dateng. Ato sekarang papa coba saja datang kerumahnya saja untuk memastikannya.(tutur pak yanto mencoba menenangkan isterinya)
Bu Hermi : iya pa sebaiknya memang begitu.
Pak yanto : baiklah ma papa berangkat dulu. ( pak yanto beranjak pergi dengan tergesa gesa meninggalkan bu hermi).
Bu hermi : ati ati pa. cepet kasih kabar ya pa.
Dan akhirnya pak yanto pun pergi meninggalkan Bu Hermi dan Risti yang ada di belakang panggung menuju tempat memarkirkan mobil sedan toyota corolla warna hitam. Kemudian pak Yanto segera membuka pintu mobil dan segera menghidupkan mesin mobilnya. Mobil yang di kendarai pak yantopun melaju dengan cepat menuju rumah jono. Dalam perjalanan malam hari suasana sangat sepi karena hampir semua warga tumpah ruah di halaman balai desa melihat pentas seni dan acara acara lain. Di perjalanan pak Yanto nampak sangat gelisah, dan sesekali mengeluh, knapa harus seperti ini, disaat anak didik istrinya akan pentas perdananya, dia jono harus menghilang entah kemana. Tibul berbagai pikiran dalam benak pak Yanto, apakah Jono takut dengan audiens atau jangan jangan Jono knapa knapa.
Rasa penasaran pak Yanto semakin menjadi setelah dia sampai di depan rumah Jono dan mematikan mesin mobilnya. Dengan penuh rasa heran, pak Yanto keluar dari dalam mobil dan perlahan melangkah menuju rumah yang gelap gulita tanpa lampu satupun yang menyala. Berjalan dari perlahan kemudian semakin cepat dan penuh harap ada sebuah kepastian bahwa jono sudah siap di panggung pak Yanto pun menuju pintu rumah jono.
Setelah sekitar Lima menit pak yanto mengetuk pintu rumah tersebut dan menunggu ada jawaban dari dalam rumah. Tiba tiba hanphone pak yanto yang ada di dalam sakunya berdering. Dia angkatnya handphone tersebut segera. Dan ternyata yang menghubunginya lewat hanphone tersebut adalah isterinya bu Hermi.
Pak Yanto : Hallo ma, ini papa dah sampai di rumah jono! Tapi di rumahnya sepi tak ada seorangpun.
BU Hermi : kok bisa pa, jadi gimana ini… sebentar lagi jono naik panggung.
Pak yanto : aduh nggak tau ma, papa sendiri juga bingung.
B Hermi : ya coba papa tanya dengan tetangga ato sodara dekat jonolah pa, cari tau tentang keberadaannya.
Pak yanto : ya ma nanti kalo sudah dapat kabar tentang jono, papa langsung kasih kabar.
BU hermi : Ya pa, malem.
Tuuttt tuuttt tut.
Handphone pak yanto di matikan dan kemudian pak yanto mencoba berjalan ke samping rumah jono dan belakang rumah setelah itu kembali lagi ke depan rumah jono lagi. Pak Yanto pun akhirnya menjadi sangat bingung sendiri, karena setelah di sampai di rumah jono, pak yanto tak bisa menemui ibu ataupun jono sendiri.
Dan setelah beberapa di saat pak yanto tengah hampir putus asa mencari tau keberadaan jono sekarang tiba tiba dari seberang jalan terdengar suara orang memanggil manggil pak yanto, orang tersebut adalah pak rt setempat yang sedang lewat hendak ke balai desa, yang tiba tiba berhenti setelah melihat ada orang di halaman rumah jono.
Pak Rt : pak pak… ada apa pak? Mau mencari siapa? (teriak pak rt dari kejauhan).
Pak yanto : ahhh…. Baguslah bapak datang…. Saya kesini mau jemput jono pak, dia malam ini harus pentas di balaidesa, tapi sampai sekarang dia belom juga datang di balai desa. (tutur pak yanto dengan nada terburu buru).
Pak Rt : oh bapak mencari jono. Jono sekarang mungkin masih di Rumah Sakit pak, soalnya kmaren siang ibunya tertabrak mobil di perempatan depan sana. (kata pak Rt menjelaskan kepada pak yanto).
Pak yanto :Astagha, yang benar pak. Bisa bapak antar saya sekarang kesana. (lanjut pak yanto sambil tangannya mengambil handphone yang berada di saku celananya).
Pak Rt : oh ya mari pak langsung saja saya antar bapak ke rumah sakit sekarang.(Lanjut Pak Rt kemudian)
Pak Yanto dan Pak Rt akhirnya langsung tancap gas pergi meninggalkan halaman rumah jono pergi ke rumah sakit tempat ibunya jono di rawat saat itu. Di tengah perjalanan pak yanto sempat menghubungi handphone bu hermi namun tak ada jawaban. Pak yanto menjadi semakin panik dan harus konsentrasi antara pentasnya nanti dan kondosi jalan yang telah lengang membuatnya harus bisa lebih mengontrol diri lagi mengemudikan mobilnya.
Di lain pihak, bu hermi yang berada di belakang panggung yang cemas menunggu kedatangan suaminya dan jono tiba tiba di kejutkan oleh seorang ibu ibu seusianya, wanita itu adalah guru kelas risti dan jono, dia sengaja datang karena dia ingin melihat jono aksi jono waktu di panggung nanti. Ibu guru pikir jono sekarang ada disini walaupaun tadi pagi jono juga tak kelihatan ada di kelasnya. Namun yang ia jumpai adalah berita bahwa jono juga belom ada disana.
Waktu pentas jono memang sudah tidak banyak lagi, dan dengan terpaksa harus ada acara yang mendahuluinya, pembawa acara yang tadi sudah mengumumkan susunan acara juga menjadi sangat risau, dan dengan terpaksa dia juga harus mengubah kembali susunan acara yang ada. Risti, Bu Hermi, dan Ibu gur juga semakin gelisah, karenan melihat jam tangannya menunjukan sudah lebih dari pukul sembilan malam, dan jono juga belum juga muncul.
Di Rumah sakit suasana sangat haru sekali. Ibu jono masih terbaring lemah di ruang ICU, sedangkan paman dan bibi jono juga sedih melihat jono dari semalem belom makan makanan apapun. Berkali kali di bujuk, jawaban dari jono tetap sama saja, “jono belum merasa lapar” hanya itu saat jono di bujuk untuk makan.
Saat mereka bertiga larut dalam keheningan, tiba tiba saja jono membuka mulutnya untuk bicara.
Jono : paman, tadi pagi sehabis sholat subuh jono bermimpi aneh sekali. Dalam mimpi jono bermimpi sepertinya ibu berpesan agar jono tetap mengembangkan bakat tari jono apapun yang terjadi. Dan sepertinya ibu tersenyum manis sekali saat beliau berkata seperti itu paman. (ungkap jono secara tiba tiba dan membuat paman dan bibinya kaget dan tak bisa berkata kata dalam sesaat).
Paman : Jon, hoby kamu adalah menari, jadi paman sangat mendukung jika kamu mau menggali lagi potensi kamu sebagai penari. (tutur paman sambil matanya berkaca kaca).
Bibi : jon, gimana dengan pentas kamu malam ini. ( katanya kmaren kamu hari malam ini ada pentas di balai desa. Trus siapa yang menggantikan kamu pentas disana sekarang. (Tanya bibi jono kepadanya).
Jono : Belum tau bi, tapi seandainya belum terlambat jono juga ingin pentas pertama kali di daerah sendiri. ( tutur jono mencoba sambil memaksa senyumnya keluar).
Bibi : Mudah Mudahan belum terlambat jika kamu pergi kesana sekarang jon, biar pamanmu yang antar. Bibi akan disini menunggu ibumu. (ungkap bibi mencoba memberikan semangat kepada jono di tengah kesedihannya).
Jono : baiklah bi, ayo paman antar jono sekarang ke balaidesa… titip ibu ya bi’…. Apapun yang terjadi ini adalah amanat dari ibu, jadi jono harus tetap menari. (kata jono kemudian sembari membangkitkan semangatnya sendiri).
Paman jono hanya bisa tetap menengadakan kepalanya dan beranjak bangkit dari tempat duduknya. Sedangkan bibinya hanya bisa melebarkan senyumnya serta meneteskan air matanya. Jono dan pamannya akhirnya meninggalkan bibinya, tapi sebelum jono pergi meninggalkan tempat jono sempat berpamitan kepada ibunya.
“bu, ini pertama kalinya jono pentas. Sebenarnya jono kepingin banget ibu melihatnya, tapi keadaan seperti ini membuat ibutak bisa melihatnya. Jono harap ibu bisa merasakan tarian pertama buat ibu.jono akan tetap sebagai penari bu. Bu jono pergi pentas dulu”.
Itulah kata kata yang sempat di ucapkan jono sebelum jono beranjak meninggalkan ruangan itu. Suara jejakan kaki paman jono serasa gontai dan terdengar seperti bimbang dengan langkahnya. Hal yang sama juga jono rasakan, beberapa kali dia kembali menoleh ke belakang tempat ke ruangan ibunya di rawat.
Sesampainya didepan Rumah Sakit, paman Jono ingin langsung menuju tempat parkir untuk mengambil motorya, namun tiba tiba saja sedan corola hitam menghampiri mereka berdua, sedan tersebut adalah milik pak yanto. Sebenarnya pak yanto sudah berniat untuk tak ingin memaksa jono untuk pentas karena telah mengetahui keadaan yang sebenarnya. Namun sekarang malah justrus sebaliknya. Sekarang malah jono yang berambisius pergi ke balai desa untuk pentas disana. Dan pak yanto tak bisa menolak keinginan jono tersebut, antara percaya dan tidak tertanam dalam benak pak yanto.
Akhirnya Jono, pamannya, pak yanto dan pak rt berangkat bersama sama ke balai desa dari rumah sakit tersebut. Dengan cepatnya pak yanto melesatkan mobilnya kesana, dan tiba tiba saja handphone pak yanto berdering. Orang yang menghubungi pak yanto itu adalah bu hermi yang sedang cemas menunggu kedatangannya dan jono. Namun pak yanto hanya menjawab sekarang sudah bersama jono dan baru dalam perjalanan ke balai desa. Akhirnya bu hermi merasa lega karena anak didiknya telah ketemu meskipun bu hermi belum tau apa yang sebenarnya terjadi.
Waktu yang di nantipun akhirnya sampai juga. Pak yanto beserta semua penumpangnya akhirnya tiba juga di parkiran balaidesa. Dan mereka langsung berlari menuju tempat make up di belakang panggung. Sampai di belakang panggung jono langsung meminta alat make up kepada bu hermi. Risti dan Ibu guru yang saat itu ada di situ, merasa lega dan tersenyum tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada jono. Sedangkan raut wajah bu hermi curiga saat akan memberikan make up wajah pada jono, bu hermi sempat kaget melihat kelopak mata jono berwarna hitam lebam seperti habis menangis. Dalam hati bu hermi menjadi sangat bertanya tanya ada apakah ini semua. Namun begitu bu hermi menjadi tak bisa berkata kata, tak ada satu pertanyaan sampai ia selesai memberikan make up jono.
Setelah Tadi di lewati oleh satu acara akhirnya sang pembawa acara memanggil nama jono, dan jonopun siap untuk naik panggung. Alunan musik pengiring tarian yang jono akan bawakan pun telah mulai, dan jono mulai menaiki tangga dan memasuki panggung tempat acara pentas berlangsung. Jono menari dengan lemah gemulai, bahkan sama sekali tak terlihat beban yang ada di hati jono. Sorak sorai dan riuhnya penonton juga sepertinya tak jadi halangan.
Malam itu jono benar benar bagai penari berkelas yang mampu menghipnotis audiens dengan sempurna. Tak ada seorangpun yang tak tertarik dengan tarian jono. Bahkan bu Hermi selaku pelatihnya juga merasa gerakan tarian jono saat ini sangat meemiliki unsur magis yang sangat luar biasa. Sangat indah dan mampu memancarkan suasana yang berbeda. Dan Ibu guru kelas juga memperhatikan dengan sangat seksama sekali. Bahkan Risti yang biasanya menertawakan gerakan tari jono, kali ini juga melihat dengan terpana. Begitu pula dengan pak yanto dan paman jono sendiri. Mereka semua sangat terpana dengan gerak tubuh jono di atas panggung. Semua orang yang melihat pasti tak akan menyangka bahwa jono bisa menari sebagus itu, di saat pertama kali pentas di depan audiens.
Sedangkan pengalaman lain ada pada Jono sendiri, Malam itu saat dia menari di panggung sepertinya Jono melihat ibunya menonton di depan panggung pojok kanan. Jono sepertinya melihat ibunya tersenyum melihatnya menari, dan itu bisa memberikan semangat bahwa jono malam itu pasti bisa tampil dengan maksimal. Namun setelah jono selesai menari dan kemudian turun dari panggung. Jono segera menuju pojok panggung tempat dia melihat ibunya menonton dia menari. Tapi yang membuat jono jadi semakin terheran adalah saat jono sampai di sana jono tak melihat ibunya lagi. Padahal di belakang ibunya berdiri tadi banyak sekali orang berdiri disana dengan penuh sesak.
Jonopun akhirnya kembali ke belakang panggung dengan senyum yang sangat manis sekali. Kemudian dia mengatakan pada pamannya kalau ibunya datang menonton barusan, tetapi saat jono menghampirinya untuk kediajaknya ke belakang panggung ibunya sudah tak disana lagi.
Jono : pama, tadi jono sempat lihat ibu menonton di pojok panggung situ. Tapi saat jono datang menghampirinya untuk jono ajak kesini ibu sudah gak disana lagi. (ungkap jono kepada pamannya)
Ibu hermi: lho knapa gak kamu ajak kesini aja jon. (sahut bu hermi kemudian).
Tiba tiba pak yanto menarik ibu hermi ke belakang menjauh dari tempat jono. Dan kemudian pak yanto membisikan sesuatu pada bu hermi.
Pak yanto : mama tau nggak dari tadi siang jono menghilang kmana? (tanya pak yanto pada bu hermi dengan nada sedikit tertekan dan lirih).
Bu Hermi : Lho memangnya jono kmana pa? (tanya bu hermi kembali pada pak yanto dengan penuh rasa penasaran).
Pak yanto :Gini ma, sekaran ibunya jono sedang terbaring di rumah sakit, dan tadi papa jemput jono ke rumah sakit.
Bu Hermi : ah papa jangan becanda ah, tadi katanya jono liat ibunya menonton di depan panggung. (kata bu hermi setengah tak percaya).
Pak yanto : maka dari itu ma papa ajak mama bicara disini. Papa sendiri juga bingun, knapa jono bisa bicara seperti itu.
Tiba tiba dari belakang paman jono menghampiri mereka berdua dan mengatakan pada pak yanto agar segera kembali ke rumah sakit sekarang. Karena barusan saya mendapatkan sms dari istri saya kalo mbakyu sudah nggak ada pak. (tutur pak yanto sambil matanya berkaca kaca).
Bu Hermi : Astagha… ( bu hermi terperajat kaget mendengar berita yang disampaikan paman jono).
Pak yanto : oh ya pak, tapi maaf pak, saya tahu kalo bapak sedih, tapi saya mohon itu jangan di tunjukan di depan jono sekarang. Dan jono juga jangan di beritahu sekarang. Nanti saja kalau sudah di rumah sakit. (kata pak yanto dengan gugup).
Bu Hermi : Iya pak, sebaiknya kita semua sekarang pergi ke Rumah sakit.
Paman Jono : baik pak, saya akan berusaha menahannya.( ujar paman jono kemudian.
Pak yanto, bu Hermi dan Paman jono serta Jono dan Risti segera bergegas pergi meninggalkan belakang panggung menuju tempat parkir mobil. Dan dalam perjalannan menuju rumah sakit, tak ada sepatah katapun yang mereka ucapkan. Risti yang biasanya ceria dan menertawakan tingkah jono saat itu juga terdiam membisu dan bertanya tanya ada apa sebenarnya. Raut muka pak yanto juga sangat gelisah, mengingat dia yang mengajak membawa jono sampai ke balai desa. Dan Ibu hermi sendiri juga merasa bersalah karena dia fikir dia yang menyuruh jono untuk pentas malam ini, tanpa mau tau apa yang sedang jono alami. Dan paman Jono sendiri juga bingung, bangaimana dia mengatakannya nanti kepada jono keponakan tersanyangnya.
Namun di lain pihak Ibu guru Jono yang merasa curiga dengan tingkah laku mereka langsung mengikutinya dari belakang tanpa sepengetahuan mereka. Ibu guru tersebut merasa ada sesuatu yang janggal dengan ketidak hadiran jono di sekolah tadi pagi dan keterlambatan jono di balai desa, padahal setahu ibu guru tersebut jono selalu hadir tepat waktu saat dia memiliki kewajiban. Apalagi saat jono baru saja turun dari panggung tadi, knapa mereka semua seperti kaget mendengar bahwa jono melihat ibunya menontonya menari. Hal itulah yang membuat ibu guru tersebut ingin tau apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka sekarang.
Beberapa saat mereka melesat dalam keheningan malam. Mobil yang mereka kendarai rupanya telah sampai di gerbang rumah sakit itu kembali. Tanpa banyak pikir setelah mereka memarkirkan mobil mereka langsung keluar dengan terburu buru, pan jono langsung berlari menuju ruangan tempat ibu jono dirawat tadi. Sedangkan jono pak yanto, bu hermi dan risti juga berjalan dengan cepatnya. Tak satupun dari mereka yang saat itu tak merasa cemas mengetahui kejadian seperti itu.
Paman Jono sampai di ruangan tempat ibunya jono dirawat yang pertama kali. Sesampainya disana dia hanya melihat istrinya menangis tersedu di depan kamar tersebut. Dan dia langsung datang dan memeluknya, dengan erat. Suasana saat itu benar benar sangat haru, sedangkan bibinya jono masih memikirkan bagaimana dengan jono nanti saat mengetahui ibunya telah tiada.
Betapa kagetnya jono setelah sampai di depan ruangan tersebut melihat bibi dan pamannya menangis tanpa henti. Dan Jonopun langsung bertanya pada bibinya ada apakah ini sebenarnya.
Jono : bi ada apa ni bi? Bagai mana dengan ibu? (jono bertanya kepada bibinya dengan penuh penasaran dan terbata bata).
Bibi :… (dia tetap menangis dan tak mampu menjawab pertanyaan jono).
Paman : Jon, kamu yang sabar ya… terima kejadian ini dengan ikhlas.. (lanjut paman di sela sela tangisannya).
Jono : Maksud paman apa? (Jono tertunduk lemas).
Pak yanto : (Dari belakang pak yanto mendekati jono) Jon tadi saat kamu selesai pentas, paman kamu mendapatkan kabar bahwa ibu kamu telah tiada!. (pak yanto berkata dengan penuh kebijaksanaannya.
Jono : ibuuu…… (jono meneriakan ibunya setelah mengetahui hal tersebiut dan menangis dengan kerasnya).
Bu hermi : sabar jon, ikhlaskan semua ini. (kata bu hermi sambil matanya meneteskan air matanya. Dan kemudian langsung memeluk jono yang terduduk lemah mendengar kabar yang di dengarnya).
Malam itu di depan ruangan tempat ibunya terbaring, jono menangis sejadi jadinya, tak ada seorangpun yang mampu menghentikan tangisannya. Hati dan perasaan Jono seakan akan hancur dan bingung kenapa semua ini harus terjadi kepadanya. Dan kenapa di saat dia mampu untuk menari yang pertama kali ibunya malah justru harus pergi meninggalkannya sendirian.
Saat mereka sedang benar benar larut dalam kesedihannya, tanpa sepengetahuan mereka, ibu guru yang sejak tadi mengikuti dari belakang hanya bisa terduduk di sebuah kursi yang ada di lorong ruangan tersebut, dia juga ikut menangis atas kejadian yang menimpa jono muridnya. Dalam pikirannya mungkin tak percaya bahwa ini semua terjadi pada jono, dan ini semua ternyata jawaban dari tingkah laku aneh mereka tadi saat di panggung. Ternyata ini adalah jawaban dari menghilangnya jono seharian ini. Ibu gurupun akhirnya tau dan sangat memakluminya. Dan kemudian ia pergi meninggalkan lorong tersebut sambil meneteskan air mantanya.
…
Hari Persemayaman
Hari itu minggu pagi, di rumah jono yang sedang berkabung. Banyak sekali orang yang datang kesana untuk melayat dan mengucapkan turut berbela sungkawa atas meninggalnya ibu jono. Tampak disana ada Paman dan Bibi jono serta sanak saudara jono juga ada disana. Mereka semua kebanyakan menggunakan pakaian warna hitam.
Di dekat ibunya di semayamkan Jono terlihat sangat sedih, namun saat ini tak ada air matanya terlihat mengalir membasahi pipinya. Yang terlihat hanyalah bekas lebam setelah menangis. Paman Jono yang saat itu ada disana juga mencoba tetap tegar untuk menerima kejadian ini. Namun saat itu yang terlihat benar benar haru dan menangis sejadi jadinya adalah bibi jono dan neneknya. Mereka sepertinya belum rela melepas kepergian ibunya jono. Berat memang melepas orang yang disayanginya pergi. Tapi inilah hidup, suatu saat memang harus ada kematian.
Sekitar jam sepuluh siang, Ibu guru sekolah Jono datang untuk melayat. Beliau juga mengajak beberapa siswa teman sekelas jono. Mereka satu persatu mengucapkan rasa bela sungkawa mereka pada jono. Dan jono hanya bisa menaggapi dengan wajah sedihnya, sambil mengucapkan terima kasih atas kedatangannya. Setelah beberapa saat mereka ada disana, tiba tiba ada sebuah sedan corolla warna hitam datang, sedan itu adalah milik pak yanto. Dari dalam mobil tersebut keluar pak yanto, bu hermi, dan risti. mereka bertiga keluar dari mobil dan langsung masuk ke tempat ibu jono di semayamkan. Dan mereka langsung duduk di sebelah jono, bu hermi dan pak yanto dan bu herbi ada di sebelah kanan jono dan risti ada di sebelah kiri jono.
Suasana haru saat itu memang sangat terasa, risti yang biasanya bercanda manja pada jono sekarang tampak sangat sedih melihat keadaan jono. Dan saat pak yanto mengucapkan rasa bela sungkawanya, jono sekarang terlihat meneteskan air matanya.
…
Waktu Pemakaman
Saat tiba di pemakaman ibunya, Jono yang berjalan dengan di dampingi oleh pak yanto dan bu hermi di sampingnya terlihat gontai saat memasuki pemakaman. Apa lagi saat Jono melihat jenasah ibunya di masukan kedalam liang lahat. Jono seakan akan berteriak dengan keras, namun apa daya sekeras apapun jono berteriak, ibunya tetap saja tak akan bisa kembali. Dan jono langsung bisa menguasai dirinya sendiri. Dia tetap mencoba kelihatan tegar walaupun kesedihanya benar benar tak bisa di lukiskan.
Dengan senyuman, penuh kesedihan jono menaburkan bunga kedalam liang lahat tempat ibunya terbaring saat itu. Di sertai dengan doa doa para pemuka agama, Jono bisa tersenyum dan berdiri melihat jenasah ibunya di timbun dengan tanah dari kuburan ibu. Timbunan demi timbunan berlangsung, sambil tangan jono melambaikan tangan dan tersenyum kecil serta mengucapkan selamat jalan kepada ibunya hingga galian itu terlihat hanyalah timbunan tanah makam. Tiba tiba saja jono meneteskan air matanya dan kembali mengucapkan kata selamat jalan bu’ dengan kata yang terbata bata. Dan risti yang berdiri di sebelahnya langsung menggandeng tangan jono dan mengucapkan beberapa kata yang tak bisa di jawab lagi oleh jono.
Waktu pemakaman berlalu begitu sangat cepat. Hingga di situ hanya tinggal tertinggal beberapa orang saja, yang antara lain adalah paman dan bibi jono serta neneknya. Juga selain itu ada pak yanto dan bu hermi serta risti. Jono yang saat itu sedang berjongkok di samping makam ibunya terlihat enggan untuk pulang kerumahnya. Rasanya dia ingin tetap disana menemani ibunya.
Paman : Sudah jon, ayo kita pulang. (kata paman jono kepadanya)
Jono :Bentar paman, jono masih ngin disini dulu. (jawab jono dengan terbata bata).
Paman :Jon, relakan kepergian ibumu. Ibumu pasti tak akan tenang perginya jika kamu tetap sedih seperti ini. (kata paman jono sambil menahan kesedihannya).
Pak Yanto: Jon, ingat, dari semalem kamu belom beristirahat. Ingat jaga juga kesehatan kamu. (kata pak yanto selanjutnya sambil berjongkok di samping jono).
Jono : Iya pak, tapi jonokan masih ingin menemani ibu disini. ( kata jono kemudian dia menangis).
Bibi : Sudah jon, mari kita pulang. Ibumu nanti malah tak tenang jika melihatmu seperti ini. (kata bibinya kemudian).
Paman :Benar jon, kamu juga harus jaga kesehatan kamu. Ayolah jon kita pulang sekarang! (ajak paman sambil menepuk bahu jono).
Jono : Baiklah paman mari sekarang kita pulang. ( kata jono selanjutnya dan kemudian beranjak berdiri).
Paman : ya sudah ayo jon. ( ajak paman jono lagi.
Jono : ya paman ayyo…. Bu’ jono pulang dulu, jono akan selalu berdoa untuk ibu. Istirahat dengan tenang ya bu’…. ( kata jono kemudian dia melenggan pergi meninggalkan makam ibunya.
Setelah beberapa saat paman dan bibi jono membujuk dan memberikan pengertian kepadanya akhirnya jono dengan berat hati berdiri dan kemudian beranjak pergi meninggalkan tempat ibunya di makamkan. Jono akhirnya pulang ke rumahnya dengan di temani oleh paman dan bibinya. Sedangkan Risti dan kedua orang tuanya juga pulang ke rumah mereka masing masing.
Malam Yang Berat
Malam harinya Risti dan kedua orang tuanya datang kerumah jono. Mereka tetap berusaha membujuk jono agar tak larut dalam kesedihannya. Mereka juga menawarkan diri kepada jono, bila jono butuh bantuan, mereka dengan senang hati akan membantu apa yang jono perlukan.
Pak yanto :Jon, Boleh bapak bicara sebentar! (kata pak yanto di sela kesedihan yang sedang jono alami
Jono : Oh silahkan pak. ( Kata Jono sambil tangannya mengusap rambutnya sendiri).
Pak Yanto : Begini Jon, Bapak tau kamu sangat sedih sekali atas kepergian ibumu, tapi bagaimanapun juga, kamu juga jangan terlalu larut dalam kesedihan. Bagaimanapun juga setiap ada perjumpaan pasti akan ada perpisahan. Bapak pesan kepadamu ya jon.
Jono : Hihi… (jono dengan sedikit tawa kecilnya). Jono dah nggak sedih kok pak jono cuman belum siap aja kehilangan ibu. Kenapa ibu pergi begitu cepat dan kenapa di saat saat seperti ini pak. ( ungkap jono di tengah kesedihannya lagi).
Pak Yanto : Inilah hidup jon, kita semua gak tau kapan kita akan pergi menemui sang pencipta hidup. Makanya kita semua beribadah kepada Nya setiap saat. Agar kita semua siap jika suatu saat kita dipanggil menghadapNya.
Jono : iya pak, jono tau itu. (kata jono datar).
Pak Yanto : Oh iya jon, seandainya kamu butuh apa apa kamu bilang aja sama bapak. Sebisa mungkin bapak akan bantu kamu. Karena bapak sudah anggap kamu seperti anak sendiri. (kata pak yanto penuh harap, atas penawaran bantuannya pada jono).
Jono : ya pak, makasih. (jono menjawabnya dengan senyuman)
Bu Hermi :Jon ibu pesan sama kamu ya nak. (kata bu hermi kemudian).
Jono : Ya bu, memangnya apa bu? (jono kemudian bertanya pada ibu hermi).
Bu Hermi : Jon, kehidupan itu adalah perjuangan. Dan dalam kehidupan itu banyak sekali hal yang terjadi, sekarang walapun kamu sudah di tinggal oleh Ibumu di dunia ini, tapi ibu yakin sekali kalau ibumu pasti melihatmu tumbuh dewasa sekarang ini dan nanti. Dan pesan ibu adalah, kematian itu adalah hal yang wajar, tapi untuk tumbuh dewasa adalah hal yang sangat sulit. Jadi mulai sekarang kamu belajarlah untuk bersikap lebih dewasa ya jon. (kata bu hermi dengan bijak).
Jono : ya bu, jono pasti bangkit dari keterpurukan ini. Dan jono juga akan melaksanakan pesan dari ibu, untuk tetap menari. Karena tari adalah jiwa jono. (katanya dengan semangat empat lima)
Pak Yanto : nah begitu jon. Semangat begitu, jangan terlalu larut dalam duka terus. (kata pak yanto selanjutnya).
Jono : ya pak ( kata jono sambil mengacungkan ibu jari tangan kanannya.
Bu hermi : ya udah jon, ini juga dah larut malam dan liat tu risti juga udah ngantuk banget, kami pamit pulang dulu jon,
Jono : oh ya silahkan bu, pak. Terima kasih sudah datang pak. ( kata jono selanjutnya).
Risti : jon ku pulang dulu ya, besok ku maen lagi ksini. Kamu juga istirahat dulu jon. ( tiba tiba risti memeluk jono secara tiba tiba).
Jono : oh ya ris. (dengan sedikit kaget jono menjawab peryataan risti tadi sambil masih tetap berpelukan).
Dengan senyum yang sangat berat jono menanggapi niat baik yang mereka berikan. Dan akhirnya setelah malam berlalu cukup larut risti beserta kedua orang tuanya pulang kerumah mereka sendiri untuk beristirahat. Karena memang dari hari sabtu kemaren sangat banyak sekali sesuatu yang menguras tenaga, hingga jam istirahat mereka berkurang.
Akhirnya mereka bertiga pulang dan jono pun mencoba masuk kamar untuk mulai beristirahat. Karena memang badan jono terasa lelah sekali. Rasa lelah yang bukan main rasanya benar benar jono rasakan saat itu juga.
Malam itu jono tak bisa memejamkan matanya. Pikirannya selalu tertuju kepada ibunya. Dan kemudian saat larut malam jono mencoba keluar rumah untuk duduk duduk di teras rumahnya. Benar saja malam itu di rumah jono berkumpul sanak saudara jono. Tapi jono sangat kesepian malam itu hingga dia memutuskan untuk duduk di teras rumahnya.
Setelah beberapa saat dia melamunkan diri di teras rumahnya, tiba tiba terdengar suara dari pintu depan rumahnya yang membuatnya sedikit terkagetkan. Suara itu adalah suara paman jono yang malam itu juga tak bisa memejamkan matanya. Kemudian mereka berdua ngobrol ngalor ngidul sampai menjelang subuh di teras rumah tersebut.
Paman : belum tidur kamu jon? (tanya paman jono dari pintu depan rumah jono).
Jono :Jono nggak bisa tidur paman! (jawab jono singkat).
Paman :Sudahlah jon, jangan kamu pikirkan lagi kejadian yang menimpa ibumu. Lepaskan kepergiaannya. (kata paman lagi)
Jono : Jono sudah ikhlas ibu pergi sekarang paman. Cuman jono hanya gak bisa tidur. (kata jono selanjutnya).
Paman : ada apa memangnya jon. (tanya pamannya lagi).
Jono : ya gak ada apa apa paman, jono hanya belum bisa tidur aja. (kata jono selanjutnya).
Paman :lekaslah pergi istirahat saja jon, ini sudah larut malam banget. Ingat besok kamu masih sekolah. (tutur paman menasehati jono).
Jono :nanti dulu paman, jono masih ingin disini. (kata jono dengan males).
Paman :tapi kan besok kamu masih sekolah jon? (lanjut pamannya)
Jono :ya juga sih paman, tapi jono benar benar masih ingin disini dulu. (kata jono selanjutnya)
Paman :Ya sudah kalo kamu masih ingin disini ya paman temeni aja kamu ngobrol disini. (kata pamannya karena jono susah di bujuk waktu itu).
Jono : baik paman. (kata jono selanjutnya)
Merekapun akhirnya ngobrol ngalor ngidul sampai menjelang subuh dan akhirnya jono pergi istirahat. Istirahat jono saat itu benar nyenyak sekali sampai hari senin sore pukul 16:25 jono baru terbangun dari tidurnya. Dan perlu di ketahui hari itu jono juga tak masuk sekolah. Tapi bagaimanapun juga. Ibu guru kelas juga memakluminya karena jono sedang dalam keadaan benar benar berduka.
Jono Belum Juga Ada Di Sekolah
Hari selasa pagi Jono belum terlihat hadir di sekolahnya. Ibu guru menanyakan kepada risti kenapa jono masih belum berangkat ke sekolah, tapi risti juga tak mengetahuinya. Risti hanya menjawab mungkin jono masih berkabung, jadi jono belum bisa masuk sekolah. Setelah itu risti mengikuti pelajaran yang ibu guru berikan. Namun di sela sela pelajarannya dia terfikirkan teman baiknya jono. Rasanya ada suseatu yang berbeda jika tak ada jono disekitarnya.
Waktu pulang sekolah akhirnya tiba juga. Risti yang dari pagi sudah terfikirkan jono, langsung memutuskan diri untuk datang kerumah jono. Saat itu juga dia arahkan laju sepedanya ke rumah jono. Dengan semangat ampat lima risti mengayuh sepedanya. Hingga tak terasa risti telah sampai di depan rumah jono.
Di rumah jono risti disambut dengan wajah jono yang masih murung karena bangun tidur, dan saat itu jono hanya saja sendirian dirumahnya, karena paman dan bibinya sedang pulang kerumahnya. Di teras rumah jono, risti dan jono ngobrol ngalor ngidul nggak jelas dengan jono, dan mencoba mengajak bercanda jono seperti biasanya.
Risti : siang jon! (sapa risti dari depan rumahnya, karena melihat jono sedang duduk melamun di teras rumahnya saat bangun tidur).
Jono : eh siang juga ris. (jawab jono datar).
Risti : Ih gak semangat amat kamu jon! (kata risti selanjutnya pada jono sambil duduk di depan jono duduk saat itu).
Jono : Nggak tau ni ris, knapa ku jadi seperti ini! (jawab jono lagi dengan nada lemes).
Risti : ahh kamu jon, ayo donk semangat…. Jangan seperti itu terus, serem tau! (kata risti mencoba mengajak becanda risti).
Jono : hihi… (jono hanya tertawa lirih disertai senyuman kecil).
Risti : eh jon, kamu tadi di tanyain ma bu guru di kelas! (kata risti selanjutnya).
Jono : Trus gimana, maaf banget ku hari ini belum bisa masuk! Kata jono masih dengan nada datar dan penuh kesedihan).
Risti : ya ku jawab aja nggak tau… (jawab risti dengan sedikit senyum lebar).
Jono :Eh ris, gimana di sekolah, ada pengumuman hasil ujian kemaren belom? (jono mulai bertanya pada risti).
Risti : belum jon, tapi ada tugas di kumpulkan hari kamis lusa! (sahut risti kemudian).
Jono : o0o…. tugas apaan emangnya ris? (tanya jono selanjutnya).
Risti : Matematika jon, ada di LKS halaman 20. Itu semua PR yang di kumpulkan hari kamis. (kata risti mencoba menjelaskan dan memperlihatkan LKSnya dan menunjukannya pada jono).
Jono : oh ini, trus ada berita apa lagi ris di sekolah? (tanya jono lagi sambil melihat LKS milik risti)
Risti : Oh iya, sebenarnya pas upacara bendera kemarin, pak kepala sekolah mengumumkan bahwa akan ada lomba tari antar propinsi, dan dia mencari siswa sekolah kita yang bersedia untuk ikut di lombakan.( kata risti pada jono sambil dia membuka tasnya dan mengambil air minumnya dari dalam tas).
Jono : oh ya, yang benar ris? (tanya jono penasaran).
Risti : bener jon, ini kesempatan kamu bukan? Makanya sekarang aku kesini, untuk memberitahukanmu. (kata risti penuh semangat).
Jono : makasih ris, besok ku berangkat ke sekolah deh. (kata jono kembali).
Risti : harus itu…..! (lanjut risti).
Jono : iya iya…. (jawab jono dengan sedikit senyum gembiranya).
Risti : nha gitu donk jon senyum gitu kan jadi gak keliatan serem, (canda risti pada jono).
Jono : Ya ris, besok temenin aku menghadap pak kepala sekolah ya ris. Ku mo menanyakan soal lomba itu. (kata jono dengan semangat).
Risti : sip…. !!!! (lanjut risti dengan mengacungkan kedua ibu jari tanggannya kearah jono).
Jono :hehe…. Makasih ris…!!!! (kata jono selanjutnya).
Risti :sama sama jon…. !!! (sahut risti kembali).
Sekian lama mereka ngobrol ngalor ngidul dari yang jelas sampai yang nggak jelas, hingga tanpa sadar waktu sudah menunjukan pukul 15:30 dan akhirnya risti pamit pulang kepada jono. Dan jono segera masuk rumah dan mandi sore.
Jono Bangkit Kembali
11 hari setelah kepergian ibunya, jono terlihat sudah kembali seperti sedia kala lagi. Senyum dan canda tawa jono sudah tak terlihat ada duka di hidupnya. Dan sekarang jono sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba tari antar provinsi tingkat SD. Jono lebih giat lagi berlatih di sanggar tempat biasa latihan, bahkan semakin giat. Setiap pulang sekolah, jika tak ada tugas sekolah dia langsung pergi kesanggar untuk berlatih tari.
Bu Hermi senang sekali melihat anak emasnya sudah kembali lagi seperti dulu, bahkan sekarang dia jauh lebih giat berlatih, hingga gerakan gerakannya semakin dahsyat. Penuh dengan kelembutan dan mampu menggambarkan judul cerita tari yang di mainkannya. Jono juga masih sangat rajin beribadah terhadap sang pencipta.
Dan karena saat itu Jono sedang mempersiapkan diri untuk lomba yang pertamanya. Bu Hermi menghadiahkan sebuah sampur untuk menari dan sebuah tarian baru, yaitu sebuah tari kreasi baru di ajarkannya pada jono. Bu hermi sengaja memberikan tarian itu pada karena bu Hermi melihat bahwa jono akan mampu menguasai gerakan tarian itu dengan sangat baik.
Beberapa waktu telah berlalu dan jono sudah sangat lancar menguasai gerakan tari tersebut. Dan saat perlombaan yang di tunggu tunggu itu akhirnya datang juga. Perlu di ketahui, sehari sebelum perlombaan itu di laksanakan, jono jono mengajak risti ke pemakanan ibunya jono untuk berziarah disana.
Pagi itu sangat cerah sekali, tak ada sedikitpun mendung di langit yang berwarna hitam. Langit terlihat membiru dan memancarkan senyum cerianya. Sama dengan perasaan jono saat akan mengikuti lomba. Pagi itu jono di jemput oleh bu hermi dan pak yanto untuk pergi berangkat lomba ke SMKI tempat diadakannya lomba tari antar provinsi tingkat SD.
Lomba Tari tingkat provinsi yang di gelar di SMKI akhirnya di mulai dan jono mendapatkan nomor urut 045. Nomor yang cukup lama sekali menunggunya. Namun saat nomor urut di sebutkan, Jono mampu menguasai panggung dengan sangat baik sekali. Dan semua mata yang saat itu ada di SMKI terpana melihat aksi tari yang di suguhkan oleh jono. Juri juga sangat terpana melihat gerakan jono saat itu. Bahkah guru sekolah yang saat itu mendampingi jono juga terpana hingga tak bisa berkata kata.
Hasil Lomba antar provonsi tersebut sangat memuaskan sekali bagi jono dan sekolah. Jono berhasil menyabet gelar Juara I tingkat provinsi kategori tari kreasi baru. Dan juga Juara I kategori Umum di tingkat provinsi. Bu hermi selaku guru pendidiknya sangat bangga sekali dengan perstasi yang jono persembahkan. Rasanya semua yang mengenal jono percaya bahwa jono adalah penari cilik yang patut untuk di pertimbangkan kemampuan menarinya.
Jonopun akhirnya mempersembahkan kemenangan lomba perdananya yang pertama dia tunjukan pada Ibunya yang telah tiada. Selanjutnya untuk pelatihnya bu Hermi dan Risti sahabat karibnya yang selalu ada saat dia sedang suka maupun duka. Itulah Persembahan Jono dengan kemampuan tarinya dan lika liku kehidupaanya.
JTHE ENDJ
…
Cerita ini hanyalah cerita fiktip alias cerita tidak nyanta.
Jadi anda sang pembaca jangan menganggap kalau cerita ini adalah nyata. Jadi mohon maap jika ada nama tempat, atau nama pelaku cerita yang sama dengan nama para pembaca sekalian.
J J J